Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Juni 09, 2013

Bulan Ramadhan, Turunnya Al-Qur'an Dan Kewajiban Berpuasa


(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan  mengenai petunjuk itu  dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu hadir  (dinegeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu; dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan, hendaklah kamu mencukupkan  bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah 2: 185)
Allah Ta’ala memuji bulan Ramadhan diantara bulan-bulan lainnya dengan memilihnya untuk menurunkan Al-Qur’an yang agung. Dalam Hadits dikatakan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang menjadi ajang penurunan kitab-kitab Allah kepada para Nabi. Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah meriwayatkan dari Wa’ilah bin al-Asqa’ bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Lembaran-lembaran Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan setelah berlalu enam malam bulan Ramadhan, Injil diturunkan pada setelah berlalu 13 malam bulan Ramadhan, dan Al-Qur’an diturunkan pada tanggal 24 bulan Ramadhan. (HR. Ahmad)
Catatan kaki: (Allah Ta’ala berfirman, “ Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam kemuliaan”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Carilah malam itupada sepuluh akhir bulan Ramadhan”. Dalam hadits lain dikatakan,” Carilah malam itu pada tanggal-tanggal ganjil”. Pada hadits lain dikatakan,”...pada tanggal 27 Ramadhan.”  Berkaitan dengan peristiwa ini ada riwayat yang mengatakan bahwa Al-Qur’an dturunkan pada tanggal 24 Ramadhan, tetapi riwayat ini bertentangan dengan nash Al-Qur’an, yaitu “ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan”, dan hal itu menunjukkan kelemahan hadits ini lantaran nashnya bertentangan dengan nash Al-Qur’an, sebab malam qadar itu terjadi pada tanggal 27 Ramadhan. Allah lah Yang Maha Mengetahui persoalan sebenarnya dan Dia lah yang memberi taufik kepada kebenaran)
Suhuf, Taurat, Injil dan Zabur diturunkan kepada Nabi penerimanya secara sekaligus. Adapun Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus ke Baitul Izzah dilangit dunia dan hal itu terjadi pada bulan Ramadhan, yakni pada malam Lailatyul Qadar, sebagaimana Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam yang penuh berkah “. Allah berfirman,”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan”. Setelah itu, Al-Qur’an diturunkan bagian demi bagian selaras dengan peristiwa yang terjadi pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ikrimah meriwayatkan bahwa Ibnu abbas berkata, “ Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan, yaitu pada malam kemuliaan, kelangit dunia ini secara sekaligus”. Allah memberitahukan kepada nabi-Nya sesuatu yang dikehendaki-Nya. Dan tidaklah kaum musyrik menampilkan tandingan permusuhan, melainkan Allah memberikan jawaban bagi mereka. Itulah yang dimaksud oleh firman Allah , “ Berkatalah orang-orang kafir; mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimudengannya dan Kami membacakannya bagian demi bagian. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu tang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baikpenjelasannya”. (al-Furqan; 32-33). Firman Allah,” Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda” merupakan pujian bagi Al-Qur’an yang diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi hati para hamba yang mengimani, membenarkan dan mengikutinya.
“Dan penjelasan-penjelasan”, yakni dalil-dalil yang menunjukkan kesahihan petunjuk dan bimbingan yang dibawa oleh Nabi Muhammad serta yang membedakan antara yang hak dan batil, hala dan haram. Firman Allah “ Barangsiapa diantara kamu hadir pada bulan itu, hendaklah dia berpuasa pada bulan itu”. Ini merupakan kewajiban yang pasti bagi orang-orang yang melihat datangnya hilal bulan Ramadhan. Maksudnya, jika ia berada didaerahnya ketika masuk bulan Ramadhan dan dalam keadaan sehat, maka ia harus berpuasa. Kebolehan berbuka puasa bagi orang yang sehat dan berada ditempat serta menggantikannya dengan fidiyah berupa pemberian makanan kepada orang miskin untuk setiap hari ia berbuka-seperti telah dijelaskan dalam ayat sebelumnya-telah dinasakh oleh ayat ini.
Setelah Allah menjelaskan tentang puasa, Dia lalu mengulang penuturan mengenai rukhshah berbuka bagi orang yang sakit dan bepergian dengan syarat dia harus mengqadhanya. Maka Allah berfirman, “ Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka harus mengulanginya sebanyak hari yang ditinggalkannya,” Yakni barangsiapa yang sakit hingga berat baginya untuk berpuasa atau jika di paksakan malah akan memperparah sakitnya, atau dia sedang dalam perjalanan, maka dia boleh berbuka dan wajib mengulangi sebanyak hari dia berbuka. Oleh karena itu, Allah berfirman, “ Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. Artinya, sesungguhnya Allah memberi rukhshah berbuka kepada yang sakit atau orang yang bepergian, padahal puasa wajib dilakukan oleh orang yang sehat dan berada ditempat, maka hal itu tiada lain merupakan kemudahan dan rahmat bagimu.
Firman Allah, “ Supaya kamu bersyukur,” maksudnya, jika kamu melaksanakan apa yang telah diperintahkan kepadamu, yaitu menaati-Nya dengan menjalankan semua kewajiban kepada-Nya, meninggalkan semua perkara yang diharamkan-Nya, dan memeliha had-had-Nya, maka mudah-mudahan kamu termasuk orang-orang yang bersyukur karena itu.
(Sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: