Orang-orang kafir itu
seringkali menginginkan kiranya mereka dahulu menjadi orang muslim. Biarkanlah
mereka makan, menikmati kesenangan, dan dilalaikan oleh angan-angan. Kelak, mereka akan mengetahui. (QS. Al-Hijr 15: 2-3)
Sebagai seorang muslim, kita patut bersyukur kepada Allah
SWT. Dengan keimanan yang telah diberikan-Nya, kita berpeluang besar terhindar
dari penyesalan dihari kiamat sebagaimana menyesalnya orang-orang kafir. Sebuah
penyesalan yang sangat terlambat. Tidak ada lagi peluang untuk merubahnya.
Wujud nyata dari rasa syukur atas nikmat iman yang diberikan
oleh Allah SWT itu hendaknya terlihat dari pola pikir dan perilaku keseharian
kita. Pola pikir dan perilaku yang Islami, sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah.
Mengenai ayat Al-Qur’an diatas, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, Firman
Allah Ta’ala, “Orang-orang kafir itu
seringkali menginginkan,” memberitahukan bahwa mereka akan menyesali
kekafiran yang dahulu dilakukannya dan mereka berangan-angan andaikan mereka di
dunia sebagai orang muslim. As-Sidi mengutip didalam tafsirnya melalui sanadnya
yang masyhur dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud serta sahabat lain selain
keduanya, demikian : tatkala kaum kafir Quraisy dihadapkan keneraka, mereka
berangan-angan, andaikan dahulu mereka sebagai muslim. Pendapat lain
mengatakan, ayat itu bermaksud menyatakan bahwa setiap orang kafir menginginkan
menjadi muslim pada saat sakaratul maut. Pendapat lain mengatakan, ayat ini
memberitahukan ihwal hari kiamat. Seperti halnya firman Allah Ta’ala, “Dan apabila kamu melihat tatkala mereka
berdiri ditepi neraka, maka mereka berkata.’ Alangkah inginnya kami
dikembalikan dan kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami serta kami
menjadi orang-orang yang beriman”.
Ibnu Jarir berkata bahwa Ibnu Abbas dan Anas bin Malik
menakwilkan ayat itu dengan: pada saat Allah menahan kaum muslimin yang
melakukan kesalahan bersama kaum musyrikin didalam neraka, maka kaum musyrikin
berkata kepada mereka,”Tidaklah berguna
apa yang kamu sembah ketika didunia”. Ibnu Jarir berkata bahwa Allah murka
kepada kaum musyrikin. Allah mengeluarkan mereka berkat karunia rakhmat-Nya.
Hal itu terjadi ketika Allah berfirman:”Orang-orang
kafir sering kali menginginkan andaikan dahulu mereka menjadi orang muslim”. Abdurrazak
meriwayatkan penafsiran senada dari Mujahid. Demikian pula menurut riwayat dari
adh-Dhahak, Qatadah, Abi al-Aliyah, dan ulama lainnya.
Firman Allah Ta’ala,”Biarkanlah
mereka makan, menikmati kesenangan”, ini merupakan ancaman yang keras dan
tegas bagi mereka. Penggalan ini seperti firman Allah Ta’ala,”Katakanlah, bersenang-senanglah kamu!
Sesungguhnya, tempat kamu kembali adalah neraka”. Oleh karena itu, Allah
berfirman,” Dan dilalaikan oleh
angan-angan” , sehingga lupa untuk bertobat dan kembali. “Kelak mereka akan mengetahui”, kesudahan
perkaranya. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
(Pekanbaru, April 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar