Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Juni 23, 2013

Penyesalan Orang Kafir


Orang-orang kafir itu seringkali menginginkan kiranya mereka dahulu menjadi orang muslim. Biarkanlah mereka makan, menikmati kesenangan, dan dilalaikan oleh angan-angan. Kelak,  mereka akan mengetahui. (QS. Al-Hijr 15: 2-3)
Sebagai seorang muslim, kita patut bersyukur kepada Allah SWT. Dengan keimanan yang telah diberikan-Nya, kita berpeluang besar terhindar dari penyesalan dihari kiamat sebagaimana menyesalnya orang-orang kafir. Sebuah penyesalan yang sangat terlambat. Tidak ada lagi peluang untuk merubahnya.
Wujud nyata dari rasa syukur atas nikmat iman yang diberikan oleh Allah SWT itu hendaknya terlihat dari pola pikir dan perilaku keseharian kita. Pola pikir dan perilaku yang Islami, sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah.

Mengenai ayat Al-Qur’an diatas,  Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, Firman Allah Ta’ala, “Orang-orang kafir itu seringkali menginginkan,” memberitahukan bahwa mereka akan menyesali kekafiran yang dahulu dilakukannya dan mereka berangan-angan andaikan mereka di dunia sebagai orang muslim. As-Sidi mengutip didalam tafsirnya melalui sanadnya yang masyhur dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud serta sahabat lain selain keduanya, demikian : tatkala kaum kafir Quraisy dihadapkan keneraka, mereka berangan-angan, andaikan dahulu mereka sebagai muslim. Pendapat lain mengatakan, ayat itu bermaksud menyatakan bahwa setiap orang kafir menginginkan menjadi muslim pada saat sakaratul maut. Pendapat lain mengatakan, ayat ini memberitahukan ihwal hari kiamat. Seperti halnya firman Allah Ta’ala, “Dan apabila kamu melihat tatkala mereka berdiri ditepi neraka, maka mereka berkata.’ Alangkah inginnya kami dikembalikan dan kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami serta kami menjadi orang-orang yang beriman”.
Ibnu Jarir berkata bahwa Ibnu Abbas dan Anas bin Malik menakwilkan ayat itu dengan: pada saat Allah menahan kaum muslimin yang melakukan kesalahan bersama kaum musyrikin didalam neraka, maka kaum musyrikin berkata kepada mereka,”Tidaklah berguna apa yang kamu sembah ketika didunia”. Ibnu Jarir berkata bahwa Allah murka kepada kaum musyrikin. Allah mengeluarkan mereka berkat karunia rakhmat-Nya. Hal itu terjadi ketika Allah berfirman:”Orang-orang kafir sering kali menginginkan andaikan dahulu mereka menjadi orang muslim”. Abdurrazak meriwayatkan penafsiran senada dari Mujahid. Demikian pula menurut riwayat dari adh-Dhahak, Qatadah, Abi al-Aliyah, dan ulama lainnya.
Firman Allah Ta’ala,”Biarkanlah mereka makan, menikmati kesenangan”, ini merupakan ancaman yang keras dan tegas bagi mereka. Penggalan ini seperti firman Allah Ta’ala,”Katakanlah, bersenang-senanglah kamu! Sesungguhnya, tempat kamu kembali adalah neraka”. Oleh karena itu, Allah berfirman,” Dan dilalaikan oleh angan-angan” , sehingga lupa untuk bertobat dan kembali. “Kelak mereka akan mengetahui”, kesudahan perkaranya. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
(Pekanbaru, April 2013)

Tidak ada komentar: