Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Juli 18, 2013

Tatacara Taubat Yang Benar


Taubat adalah jalan terbaik guna mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Ampunan dari Allah SWT sangat-sangat kita butuhkan. Sebab, sadar ataupun tidak, kita selalu berbuat dosa.
Adakalanya, muncul kekhawatiran bahwa taubat kita tidak diterima oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, sepatutnyalah kita mengetahui dan memahami tata cara taubat yang benar.
Penjelasan Ustadz Hamim Thohari dalam konsultasi keluarga Suara Hidayatullah edisi Januari 2012 dapat dijadikan panduan. Ada dua jenis maksiat, yaitu as-sayyiat (maksiat kecil) dan al-mubiqat (maksiat besar). Untuk menghapus dosa kecil (as-sayyiat) bisa ditempuh dua cara, yaitu menjauhi dosa-dosa besar dan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Allah SWT berfirman:
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa yang kecil) dan Kami masukkan kamu ketempat yang mulia (surga). (An-Nisaa 4:31)

Sejurus dengan ayat diatas, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dan iringilah kejelekan (dosa kecil) dengan melakukan perbuatan baik (hasanah), niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.(Riwayat Tirmidzi)
Dalam hadits-hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan tentang amalan-amalan baik yang bisa menghapus dosa-dosa kecil itu antara lain : menyempurnakan wudu, pergi ke masjid, shalat lima waktu, melaksanakan shalat Jum’at hingga Jum’at berikutnya, menjalankan puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya, shalat malam, dsb.
Adapun untuk menghapus dosa besar (al-kabair) atau al-mibuqat, ajaran Islam menegaskan satu cara, yaitu taubatan-nasuha (taubat yang setulus-tulusnya). Allah berfirman yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabb mu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu kedalam jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan,” Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (At-Tahrim 66: 8)
Ada 4 syarat taubat nasuha. Pertama, melepaskan diri dari dosa tersebut. Kedua, menyesali perbuatannya. Ketiga, beristghfar, meminta ampun kepada Allah SWT. Keempat, bertekad tidak mengulanginya.
Jika dosa itu berkaitan dengan pelanggaran terhadap orang lain, maka wajib atasnya untuk meminta agar dihalalkan (dimaafkan) jika memungkinkan. Sebab, setiap kezaliman akan dituntut dihari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang pernah berbuat zalim terhadap saudaranya, maka hendaklah ia segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga sebelum (datangnya hari yang) tiada lagi berguna dinar dan dirham; jika ia mempunyai kebaikan, maka diambillah kebaikan-kebaikan itu (dan diberikan kepada saudaranya yang pernah dizaliminya), dan jika belum cukup maka dosa-dosa saudaranya itu akan diambil dan dibebankan kepadanya. (riwayat Bukhari)

Tidak ada komentar: