Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Agustus 29, 2013

Beribadah Haji Dengan Bekal Yang Halal


Seyogianya ia memilih, untuk haji dan umrahnya, biaya yang baik dari harta yang halal, berdasarkan hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
Sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak menerima kecuali yang baik.
Juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani:
At-Thabrani meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jika seseorang keluar bertujuan haji dengan membawa biaya yang baik (halal) dan ia pijakkan kakinya pada pijakan pelana kudanya lalu berseru “ Kusambut panggilan-Mu ya Allah, kusambut panggilan-Mu”, maka diserulah ia oleh penyeru dari langit: Kusambut pula kamu dan Ku karuniakan kepadamu kebahagiaan demi kebahagiaan. Bekalmu adalah halal, kendaraan yang kamu tunggangi pun halal. Dan hajimu adalah mabrur (diterima), tidak ternodai oleh dosa”.

Jika seseorang itu keluar dengan membawa biaya yang buruk (haram) lalu ia pijakkan kakinya pada pijakan pelana kudanya dan menyeru:” Kusambut panggilan-Mu ya Allah, kusambut panggilan-Mu”, maka diserulah ia oleh penyeru dari langit :” Aku tidak menyambutmu dan tidak pula Aku karuniakan kebahagiaan demi kebahagiaan kepadamu. Bekalmu adalah haram, harta yang kamu nafkahkan pun haram, dan hajimu tidaklah diterima (tidak mabrur).
Seyogianya pula seseorang yang melakukan haji itu tidak tamak kepada harta benda yang berada ditangan orang lain, dan seyogianya dia menahan diri meminta-minta kepada mereka. Ini berdasarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Dan barangsiapa menahan diri dari meminta-minta, maka Allah akan menjaga dirinya. Dan barangsiapa merasa cukup harta yang dimilikinya dan tidak tamak kepada harta orang lain, maka Allah pun akan menjadikannya merasa cukup.
Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Seseorang akan senantiasa meminta-minta kepada orang lain hingga ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya tak tersisa daging sedikitpun.
Orang yang pergi haji wajib berniat dengan haji umrahnya itu untuk mencari keridhaan Allah dan kebahagiaan hari akhir serta mendekatkan diri kepada Allah dengan ucapan dan perbuatan yang di ridhai Allah  ditempat-tempat yang mulia itu. Dan diingatkan kepadanya agar dengan hajinya itu tidak mencari keduniaan dan kebendaan, atau tidak pamer dan mencari nama serta berbangga dengan hajinya. Karena, hal itu adalah seburuk-buruk niat atau tujuan dan bahkan bisa menggugurkan dan tidak diterimanya amal. Sebagaimana firman Allah:
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka didunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh diakhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (Hud, 15)
Dan sebagaimana firman Allah:
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (dunia), maka Kami segerakan baginya dunia itu apa yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan usaha yang sebenarnya (dengan mengikuti Rasulullah) sedang ia mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (Al-Isra, 18)
Juga sebagaimana tertera dalam hadits qudsi:
Dalam riwayat hadits yang shahih, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman” Aku sangat menolak untuk disekutukan. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang didalamnya Aku disekutukan dengan selain Aku, maka Aku akan meninggalkannya dan sekutu yang diangkatnya itu.
(Sumber: Haji, Umrah dan Ziarah Menurut Kitab dan Sunnah, Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz)

Tidak ada komentar: