Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Agustus 22, 2013

Islam Memotivasi Manusia Berbuat Kebajikan


Apabila waktu kiamat hampir tiba, ditangan salah seorang diantara kamu ada bibit pohon kurma. Dia berkesempatan menanamnya sebelum kiamat tiba. Maka hendaklah dia tanam, sehingga memperoleh pahala. (Hadis hasan bersumber dari Anas, termaktub dalam kitab Al-Muntakhaab)
Manusia diperintahkah bercocok tanam. Tujuannya, agar mereka sadar bahwa bibit pohon kurma tidak akan mendatangkan buah kecuali melalui proses perjalanan waktu beberapa tahun lamanya. Padahal tidak diragukan lagi, hari kiamat pasti akan datang menghampirinya. Yang berani mengatakan demikian hanyalah Nabi akhir zaman, Nabinya umat Islam, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Islam adalah satu-satunya agama yang mampu memotivasi umat manusia berbuat kebajikan. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu-satunya orang yang sanggup memberikan tuntunan dan keteladanan kearah kebajikan, baik untuk dirinya maupun orang lain. Semua itu adalah lintasan sejarah keadaan dunia dengan perkembangannya yang tidak ada bandingannya. Hanya sumber tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mampu menandingi dan mengantar kepada kemajuan yang hakiki.
Di atas adalah kalimat yang mulus lagi mudah dipahami, tidak bertele-tele dan berbelit-belit. Tutur kata yang menyimpan berjuta pemahaman, sesuai dengan fitrah umat manusia. Sangat dalam tujuannya, mencakup segala aspek kehidupan bermasyarakat dan beragama. Banyak sudah jiwa yang terselamatkan dengan memahami tujuan sabda beliau yang sangat dalam pada masa kini.
Mula pertama yang terlintas dalam hati adalah keajaiban yang diproyeksikan pemikiran Islam. Yakni bahwasanya jalan menuju akhirat juga jalan menuju dunia. Tidak ada perbedaan pendapat lagi. Bukan dua jalan yang terpisah, satu menuju dunia dan lainnya menuju akhirat. Disana tidak terdapat dua jalan. Yang ada hanya jalan menuju akhirat disebut dengan “ibadah” dan jalan menuju dunia disebut “muamalat”. Pada prinsipnya hanya satu jalan. Permulaan didunia dan penghabisan di akhirat. Keduanya harus ditempuh tanpa dengan memisahkan salah satunya. Dalam pandangan Islam adalah membaur dan berjalan seimbang dalam satu lorong. Dalam berusaha dunia terdapat nilai ibadah, dan dalam beribadah ada pula dampak kemudahan dalam urusan dunia.
Amal perbuatan harus dilakukan sampai penghabisan umur. Dan seseorang hendak bercocok tanam, sekalipun kiamat hampir tiba. Memperkuat nilai amal perbuatan, memotivasi dan menghimbau ke arahnya adalah suatu pemikiran yang cemerlang dalam mencapai tujuan Islam. Tetapi bukan hanya semata-mata menetapkan nilai amal perbuatan saja. Sebab itu satu-satunya jalan menuju akhirat, yang tidak ada jalan lain lagi menuju kesana.
(Sumber : Secercah Keteladanan Rasulullah SAW, Mohammad Quthub)

Tidak ada komentar: