Apabila waktu kiamat
hampir tiba, ditangan salah seorang diantara kamu ada bibit pohon kurma. Dia
berkesempatan menanamnya sebelum kiamat tiba. Maka hendaklah dia tanam,
sehingga memperoleh pahala. (Hadis hasan bersumber dari Anas, termaktub dalam
kitab Al-Muntakhaab)
Manusia diperintahkah bercocok tanam. Tujuannya, agar mereka
sadar bahwa bibit pohon kurma tidak akan mendatangkan buah kecuali melalui
proses perjalanan waktu beberapa tahun lamanya. Padahal tidak diragukan lagi,
hari kiamat pasti akan datang menghampirinya. Yang berani mengatakan demikian
hanyalah Nabi akhir zaman, Nabinya umat Islam, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Islam adalah satu-satunya agama yang mampu memotivasi umat manusia
berbuat kebajikan. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu-satunya
orang yang sanggup memberikan tuntunan dan keteladanan kearah kebajikan, baik
untuk dirinya maupun orang lain. Semua itu adalah lintasan sejarah keadaan dunia
dengan perkembangannya yang tidak ada bandingannya. Hanya sumber tuntunan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mampu menandingi dan mengantar
kepada kemajuan yang hakiki.
Di atas adalah kalimat yang mulus lagi mudah dipahami, tidak
bertele-tele dan berbelit-belit. Tutur kata yang menyimpan berjuta pemahaman,
sesuai dengan fitrah umat manusia. Sangat dalam tujuannya, mencakup segala
aspek kehidupan bermasyarakat dan beragama. Banyak sudah jiwa yang
terselamatkan dengan memahami tujuan sabda beliau yang sangat dalam pada masa
kini.
Mula pertama yang terlintas dalam hati adalah keajaiban yang
diproyeksikan pemikiran Islam. Yakni bahwasanya jalan menuju akhirat juga jalan
menuju dunia. Tidak ada perbedaan pendapat lagi. Bukan dua jalan yang terpisah,
satu menuju dunia dan lainnya menuju akhirat. Disana tidak terdapat dua jalan.
Yang ada hanya jalan menuju akhirat disebut dengan “ibadah” dan jalan menuju
dunia disebut “muamalat”. Pada prinsipnya hanya satu jalan. Permulaan didunia
dan penghabisan di akhirat. Keduanya harus ditempuh tanpa dengan memisahkan
salah satunya. Dalam pandangan Islam adalah membaur dan berjalan seimbang dalam
satu lorong. Dalam berusaha dunia terdapat nilai ibadah, dan dalam beribadah
ada pula dampak kemudahan dalam urusan dunia.
Amal perbuatan harus dilakukan sampai penghabisan umur. Dan
seseorang hendak bercocok tanam, sekalipun kiamat hampir tiba. Memperkuat nilai
amal perbuatan, memotivasi dan menghimbau ke arahnya adalah suatu pemikiran
yang cemerlang dalam mencapai tujuan Islam. Tetapi bukan hanya semata-mata
menetapkan nilai amal perbuatan saja. Sebab itu satu-satunya jalan menuju
akhirat, yang tidak ada jalan lain lagi menuju kesana.
(Sumber : Secercah Keteladanan Rasulullah SAW,
Mohammad Quthub)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar