Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, September 05, 2013

Cara Melaksanakan Thawaf Wada'

Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup ketika hendak melaksanakan ibadah haji, akan memberikan banyak kemudahan didalam pelaksanaannya. Dengan bekal ilmu pengetahuan yang cukup, sesampainya di Tanah Suci, kita sudah memahami apa yang harus dilakukan.
Salah satu prosesi didalam pelaksanaan ibadah haji adalah Thawaf Wada’. Penjelasan Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz didalam buku Haji, Umrah dan Ziarah Menurut Kitab dan Sunnah, patut dijadikan panduan.
Dijelaskan oleh Sheikh, jika para jamaah haji hendak keluar dari Mekah, wajib bagi mereka melakukan thawaf sekeliling Ka’bah sebagai thawaf wada’, agar saat terakhir mereka adalah di Baitullah, kecuali wanita yang sedang haidh atau nifas, mereka tidak berkewajiban melakukan thawaf wada’. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas:

Dari Ibnu Abbas, ia berkata; orang-orang (para sahabat) diperintahkan agar saat terakhir mereka (dalam ibadah haji) adalah Baitullah (Ka’bah). Hanya saja bagi wanita yang sedang haidh diberi keringanan (untuk tidak melakukan thawaf wada’). (hadits yang disepakati keshahihannya)
Jika telah selesai thawaf wada’ dan akan keluar dari Masjidil Haram, hendaklah berjalan maju kearah pintu masjid hingga keluar, dan tidak seyogianya berjalan melangkah mundur, karena hal itu tidak  didukung oleh satu hadits pun, baik yang dinukil dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun dari para sahabat. Bahkan itu adalah termasuk bid’ah yang diada-adakan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat kami, maka perbuatan itu adalah tertolak”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Jauhilah oleh mu perkara-perkara yang diajarkan. Sesungguhnya setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap  bid’ah adalah sesat.”
Kita memohon kepada Allah semoga Dia mengaruniai kita keteguhan pada Agama-Nya keselamatan dari apa yang menyalahinya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia (penuh karunia). ( Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz-Haji, Umrah dan Ziarah Menurut Kitab dan Sunnah)
Pekanbaru, September 2013

Tidak ada komentar: