Menurut riwayat, selama lebih kurang dua setengah tahun
lamanya setelah menerima wahyu yang pertama, barulah Rasulullah menerima wahyu
yang kedua. Dikala menunggu-nunggu kedatangan wahyu kedua itu, kembali
Rasulullah diliputi perasaan cemas, dan khawatir kalau-kalau wahyu itu putus,
malahan hampir saja beliau berputus asa, akan tetapi ditetapkannya hatinya dan
beliau terus bertahannuts sebagaimana biasa di Gua Hira.
Tiba-tiba datanglah suara dari langit, beliau menengadah,
tampaklah malaikat Jibril a.s sehingga
beliau menggigil ketakutan dan segera pulang kerumah, kemudian minta kepada
Siti Khadijah supaya menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu, datanglah
Jibril a.s menyampaikan wahyu Allah yang kedua kepada beliau yang berbunyi:
Hai orang yang
berselimut: Bangun dan berilah peringatan. Besarkanlah (nama) Tuhanmu, bersihkanlah
pakaianmu, jauhilah perbuatan ma’siat, janganlah kamu memberi karena hendak
memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi
perintah Tuhanmu. (QS. Al Muddatstsir 74: 1-7)
Dengan turunnya wahyu ini, maka jelaslah sudah apa yang harus
beliau kerjakan dalam menyampaikan risalah-Nya, yaitu mengajak umat manusia menyembah
Allah Yang Maha Esa, yang tiada beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak
sekutu bagi-Nya. Inilah permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada
seluruh umat manusia.
(Sumber:
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Wakaf Dari Pelayan Dari Dua Tanah Suci, Abdullah bin
Abdul Aziz Ali Sa’ud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar