Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, September 15, 2013

Persiapan Menghadapi Hari Kiamat


Dan apabila datang suara yang memekakkan (kiamat), pada hari ketika manusia lari dari saudara-saudaranya, lari dari ibu dan bapaknya, lari dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang sangat menyibukkannya (memikirkan dirinya sendiri). (QS. Abasa 80: 33-37)
Hari kiamat itu pasti datangnya, walaupun kita tidak mengetahui bila itu akan terjadi. Kiamat merupakan peristiwa amat sangat dahsyat. Salah satu gambaran hari kiamat itu tertuang dalam firman Allah:
Pada hari itu, manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan. (QS. Al-Qaari’ah 101: 4-5)

Peringatan Allah SWT diatas, sudah sepatutnya menjadi pemikiran kita sungguh-sungguh. Salah satu yang perlu kita pikirkan adalah tentang ibadah. Masih tetapkah kita mempertahankan ritual-ritual keagamaan berdasarkan kata orang? Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka, kita sudah seharusnya membuat ketegasan didalam menjalankan ibadah. Selama pengajaran yang diberikan itu sesuai dan memiliki dasar yang jelas dari Al-Qur’an dan/atau hadits, maka ibadah tersebut layak untuk diamalkan. Namun, jika bertentangan atau tidak diajarkan oleh Al-Qur’an dan/atau sunnah Nabi Muhammmad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita tinggalkan. Perhatikanlah penyataan Imam Syafi’i: “Seluruh kaum muslim telah sepakat bahwa orang yang secara jelas telah mengetahui suatu Hadits dari Rasulullah tidak halal meninggalkannya guna mengikuti pendapat seseorang. ( Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Sifat Shalat Nabi SAW)
Perhatikan juga pendapat imam-imam lainnya di dalam buku tersebut:
Kalau saya mengemukakan suatu pendapat yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tinggalkanlah pendapatku itu. (Imam Abu Hanifah)
Barangsiapa yang menolak Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berada di jurang kehancuran.(Imam Ahmad bin Hambal)
Saya hanyalah seorang manusia, terkadang salah, terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, ambillah; dan bila tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, tinggalkanlah. (Imam Malik bin Anas)
Satu hal yang dapat kita petik dari ayat Al-Qur’an di atas, bahwa nanti kita tidak dapat berharap dan menyandarkan diri kepada orang lain.  Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang sangat menyibukkannya (memikirkan dirinya sendiri). Sangat jelas, bahwa nanti kita sendirilah yang harus mempertanggung-jawabkan setiap perbuatan, termasuk amal ibadah. Oleh sebab itu, sepatutnya kita menghindarkan diri dari melaksanakan ibadah hanya berdasarkan kata orang. Wallahu a’lam...

Pekanbaru, Agustus 2013


Tidak ada komentar: