Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Oktober 24, 2013

Hayawaniyyah Dan Basyariyyah Potensi Yang Dimiliki Manusia


Didalam menjalani kehidupan didunia ini, manusia memiliki kesempatan untuk memilih antara kebaikan dan keburukan. Tentu saja, kedua pilihan itu memiliki konsekwensi. Manusia cerdas tidak akan memilih jalan keburukan. Namun, kenyataannya masih banyak keburukan perilaku manusia yang dapat kita saksikan. Boleh jadi, kita juga masih melakukan perbuatan buruk, baik disengaja ataupun tidak.
Motivasi terbaik untuk terus berusaha memilih jalan kebaikan dan menghindari jalan keburukan adalah dengan memahami ayat-ayat Al-qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.( QS. Al-Balad 10)

Tafsir Al Qur’an Kontemporer oleh Aam Amiruddin menjelaskan, para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud Najdain (dua jalan ) pada ayat ini adalah jalan kebaikan dan jalan keburukan. Allah SWT telah menciptakan manusia dengan dua potensi yang saling berseberangan, yaitu hayawaniyyah dan basyariyyah. Potensi hayawaniyyah adalah sifat-sifat yang ada pada binatang sehingga hayawaniyyah suka diartikan dengan sifat kebinatangan seperti rakus, dendam, zalim, menghalalkan segala cara, dll. Sementara potensi basyariyyah adalah sifat-sifat kemanusiaan yang baik seperti jiwa pemaaf, mau menolong, jujur, mengikuti aturan dll.
Sifat basyariyyah dan hayawaniyyah selalu bersaing. Kalau yang memenangkan persaingan itu basyariyyah, yang akan muncul adalah perbuatan-perbuatan mulia. Namun, kalau yang memenangkannya hayawaniyyah, yang akan muncul adalah perbuatan-perbuatan nista.
Inilah alasan kenapa manusia  saleh dinilai akan lebih mulia daripada malaikat karena untuk bisa saleh, manusia harus berjuang menundukkan sifat hayawaniyyah (kebinatangan) nya. Sementara malaikat potensi hanya satu, yaitu laa ya’shuunallah (tidak pernah maksiat). Jadi malaikat tidak perlu berjuang untuk menundukkan sifat-sifat buruk karena malaikat diciptakan hanya dengan satu potensi, yaitu mengabdi dan taat pada Allah SWT.
Karena itu, pada ayat ini Allah SWT mengingatkan nikmat-Nya kepada manusia bahwa manusia diberi kebebasan  untuk memilih dan menentukan salah satu diantara dua jalan. Hal ini senada dengan firman-Nya pada ayat lain, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS. Asy-Syams 91: 8-10).
Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk menempuh jalan lurus, yaitu jalan yang pernah ditempuh para nabi dan orang-orang saleh.
Pekanbaru, September 2013

Tidak ada komentar: