Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Oktober 17, 2013

Iblis Senantiasa Berusaha Menyesatkan Manusia


Tekad iblis untuk menggoda manusia sangatlah besar. Adakah yang merasa mampu menghadapi godaan tersebut? Adakah yang merasa telah selamat dari ajakan iblis agar keluar dari jalan Allah Ta’ala? Jika ada yang merasa seperti itu, segeralah buang jauh-jauh. Sebab, iblis akan senantiasa berusaha menyesatkan manusia. Nabi Adam yang berada si surga saja, dapat diperdaya oleh iblis. Bagaimana dengan kita?. Godaan iblis itu berbagai bentuk dan bervariasi. Hanya dengan pertolongan dan perlindungan Allah kita dapat menyelamatkan diri dari godaan iblis tersebut.
Iblis menjawab.” Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, sungguh aku akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kamudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (QS. Al-A’raaf 7: 16-17)

Didalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, Allah Ta’ala memberitahukan bahwa tatkala Dia memberikan tangguh kepada iblis dan memberikan kepercayaan ikhwal penangguhan itu, maka iblis mulai memperlihatkan keingkaran dan kedurhakaannya. Iblis berkata, “Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, sungguh aku akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus”, yaitu aku bersumpah, karena Engkau telah menetapkan aku sesat, sungguh akan menyesatkan mereka dari jalan-Mu yang lurus. Ada pula yang menafsirkan demikian bahwa sebagaimana Engkau menyatakan kami sesat, maka aku pun akan menghalang-halangi hamba-Mu dari keturunan orang ini yang karenanya Engkau telah mengenyahkan ku. Yang dimaksud jalan yang lurus ialah setiap jalan kebaikan yang mengantarkan kepada keridaan Allah seperti Islam, hijrah, jihat, dan seluruh ketaatan lainnya yang diridai Allah Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala. “Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dari belakang mereka”, yaitu setan mendatangi mereka dari segala arah guna menggelincirkan manusia dari berbagai jalan ketaatan  dan setan pun memvariasikan kesesatan dalam berbagai bentuk dan warna bagi manusia sehingga dia dapat menjerumuskan mereka kedalam berbagai kemaksiatan. (Catatan kaki: Setan menciptakan untuk mereka bid’ah yang lahiriahnya berupa ketaatan sedang batiniahnya kemaksiatan. Lalu, mendurhakai Tuhannya dan tidak memohon ampun sebab perbuatan itu merupakan ketaatan dalam pandangan mereka, sebagaimana perbuatan itu pun dijadikan indah oleh setan. Mereka mati dalam kondisi demikian. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan setan yang terkutuk)
Ada pula yang menafsirkan, “ Dari depan dan dari kanan” sehingga mereka dapat melihat, “dan dari belakang dan sebelah kiri” sehingga mereka tidak dapat melihat. Ibnu Jarir memilih demikian; yang dimaksud ialah seluruh jalan kebaikan dan keburukan. Jalan Kebaikan dihalang-halangi oleh setan sedangkan jalan keburukan dijadikan indah dalam pandangan manusia oleh setan. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas; dalam ayat itu tidak dikatakan ‘dari atas manusia’ karena rahmat turun dari atas mereka.
Firman Allah Ta’ala; “ Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur”, yang mengesakan. Ucapan iblis ini merupakan dugaan dan sangkaan mereka, dan dalam kenyataannya hal ini memang benar. Allah Ta’ala berfirman:
Dan sesungguhnya, iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhan mu Maha Memelihara segala sesuatu. (QS. Saba’:20-21).
Oleh karena itu, dalam hadits ada permintaan perlindungan dari kedatangan setan kepada dirinya dari berbagai penjuru. Al-Hafizh Ibnu Mardawih meriwayatkan secara marfu’ dari Ibnu Abbas:
“Ya Allah, aku memohon kepadamu ampunan dan kebaikan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan kekayaanku. Ya Allah, tutupilah hal yang memalukan dari diriku, selamatkanlah aku dari rasa takut, jagalah aku dari depan, belakang, kanan dan dari atasku. Dan aku berlindung kepada-Mu ya Allah dari kebinasaan dari bawahku.” Menurut Waki’i maksudnya gempa bumi. (Ringkasan tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Bandung, Oktober 2013

Tidak ada komentar: