Kehidupan manusia itu akan mengalami perubahan sesuai usia.
Perubahan ini, akan terlihat atau dirasakan bagi yang berumur panjang. Perlu
benar-benar disadari, bahwa kematian dapat datang kapan saja. Kita tidak pernah
tahu kapan datangnya.
Usia panjang tidak dapat diartikan dapat menikmati kehidupan
ini seperti yang kita inginkan. Akan ada perubahan kondisi. Perubahan-perubahan
itu, hendaknya menjadi pengajaran bagi kita bahwa kehidupan di dunia hanya
sementara. Tiba waktunya, akan ada perubahan dan sirna. Masihkah kita akan
terus melakukan segala cara untuk kesenangan sesaat?
“Dan barangsiapa yang
Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya. Maka
apakah mereka tidak memikirkan? (QS. Yaasin 36: 68)
Penjelasan ayat ini di dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir
menyatakan, Allah Ta’ala menceritakan ikhwal manusia, bahwa manakala usianya
telah lanjut, dia di kembalikan kepada kelemahan setelah sebelumnya kuat;
kepada ketidak-berdayaan setelah gesit. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala
:
“ Allah, Dia lah yang
menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah
keadaan lemah itu kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah dan
beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia lah Yang Maha Mengetahui
lagi Mahakuasa.(ar-Ruum 54). Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan diantara kamu ada yang dikembalikan
kepada usia yang paling lemah, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu
yang telah diketahuinya”.(an-Nahl: 70).
Maksud ayat diatas – dan Allah lebih mengetahuinya – ialah
hendak memberitahukan bahwa dunia ini merupakan negeri yang sirna dan tempat
peralihan, bukan tempat menetap untuk selamanya. Karena itu, Dia berfirman, “Maka apakah mereka tidak memikirkan”
dengan akalnya ihwal awal penciptaan mereka kemudian menjadikannya ke usia
dewasa kemudian ke usia tua agar mereka mengetahui bahwa mereka diciptakan
untuk menuju negeri lain yang tidak akan sirna, beralih, dan berpindah darinya,
yaitu negeri akhirat.(Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, September 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar