Berhati-hatilah di dalam mensikapi
perkembangan masa. Jangan sampai kita mencaci masa. Karena, mencaci masa itu
sama dengan mencaci Allah. Tentu sangat tidak pantas hal itu dilakukan. Allah
Ta’ala telah memberi banyak karunia kepada kita, termasuk hari-hari yang kita
lalui.
Azab yang akan diterima oleh
orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya sangat menyakitkan. Allah akan
melaknat dan menghinakannya.
Sesungguhnya
orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatinya didunia
dan di akhirat serta menyediakan baginya siksa yang menghinakan. (QS. Al Ahzaab
33: 57)
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i menjelaskan, bahwa Allah Ta’ala berfirman
dengan nada mengancam kepada orang yang menyakiti-Nya dengan cara menyalahi
perintah-perintah-Nya, melanggar larangan-Nya, dan kekukuhannya dalam kedua
perbuatan tersebut; menyakiti Rasulullah dengan mencela dan menghina,
na’udzubillah. Sehubungan dengan firman Allah Ta’ala,” Sesungguhnya,
orang-orang yang menyakiti Allah dan rasul-Nya.” Ikrimah berkata, “ Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan para pelukis”.
Dalam shahihain, dikatakan dari Abu Hurairah, dia berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Azza wa Jalla
berfirman, “ Anak Adam telah
menyakiti-Ku. Dia mencaci masa padahal
Aku lah pencipta masa. Aku mengganti malam dengan siang pada masa itu”.
Maksud hadis ini ialah karena kaum jahiliah suka mengatakan,
“ Alangkah meruginya masa. Dia telah berbuat
anu dan anu kepada kita”. Mereka menyandarkan perbuatan-perbuatan Allah
kepada masa, lalu mencacinya. Sesungguhnya, yang menciptakan semua itu adalah
Allah Azza wa Jalla. Kemudian, perbuatan demikian dilarang. Demikianlah menurut
penjelasan imam Syafi’i, Abu Ubaidah, dan selainnya.
Pendapat lain mengatakan bahwa ayat tersebut duturunkan
berkenaan dengan orang-orang yang mencela Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam karena beliau menikahi Shafiyah binti Huyay bin Akhthab. Yang jelas,
ayat ini bersifat umum. Ia meliputi semua orang yang manyakiti Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sesuatu. Barangsiapa yang menyakiti
beliau, berarti menyakiti Allah, sebagaimana barangsiapa yang menaati beliau,
berarti menaati Allah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Abdullah bin al-Mughafil al-Muzani, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Berhati-hatilah
terhadap para sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran
(hinaan) sepeninggalku. Barangsiapa yang membenci mereka, maka dengan murkaku
aku memurkai orang-orang itu. Barangsiapa yang menyakiti mereka, berarti dia
menyakitiku. Barangsiapa yang menyakitiku, berarti dia menyakiti Allah, nyaris
Dia menyiksanya.” (HR. Ahmad)
Hadits inipun diriwayatkan oleh Tirmidzi.(Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar