Hai orang-orang yang
beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami anugerahkan kepadamu
dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu
menyembah. (QS. Al-Baqarah 2: 172)
Berdo’a merupakan kebutuhan kita. Sebab, sebagai manusia
biasa kita memiliki banyak kelemahan. Sementara tantangan, cobaan dan ujian
didalam menjalani kehidupan ini selalu saja ada. Hanya Allah-lah tempat kita
memohon pertolongan dan perlindungan. Karenanya, kita selalu berdo’a.
Tentu saja, kita berharap agar setiap do’a dikabulkan oleh
Allah Ta’ala. Untuk itu, berbagai hal yang berhubungan dengan dikabulkan atau
ditolaknya do’a patut kita ketahui. Hal-hal yang berhubungan dengan diterimanya
do’a kita upayakan melaksanakannya. Sebaliknya, hal-hal yang menyebabkan
tertolaknya do’a, kita hindari.
Salah satu penyebab diterima atau ditolaknya do’a adalah
makanan. Didalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa Allah menyuruh
hamba-hamba-Nya yang beriman memakan yang baik-baik dari rezeki yang telah
dianugerahkan-Nya kepada mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka bersyukur
kepada-Nya jika mereka mengaku sebagai hamba-Nya.
Memakan makanan halal merupakan sarana untuk diterimanya do’a
dan ibadah. Sebagaimana makanan haram dapat menghambat diterimanya do’a dan
ibadah. Hal ini dikemukakan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ahmad bin Hambal dari Abu Hurairah, dia
berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :” Hai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan
Dia hanya menerima yang baik-baik. Dan, sesungguhnya Allah menyuruh kaum mukmin
dengan suruhan yang disampaikan kepada para rasul , yaitu ‘Hai para Rasul,
makanlah makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku
Maha Mengetahui terhadap apa ang kamu kerjakan.” Dan Dia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah
diantara rezeki yang baik-baik Yang Kami anugerahkan kepadamu”.
Kemudian Rasulullah menceritakan seseorang yang bepergian
jauh. Dia sangat dekil dan berdebu, lalu mengangkat kedua tangannya kelangit
dan berkata :” Ya Rabbi, ya Rabbi”, sementara makanannya haram, minumannya
haram, pakaiannya haram, dan memberi makanan kepada orang lain pun dengan
makanan yang haram. Maka bagaimana mungkin do’anya itu akan dikabulkan?” Hadits
ini diriwayatkan oleh Muslim dalam shahih-nya dan oleh Tirmidzi dari hadits
Fudhail bin Marzuk. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Nopember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar