Berdo’a adalah kebutuhan manusia. Sebab, manusia lah yang
membutuhkan Allah. Manusia mempunyai banyak sekali keperluan dan keinginan
dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Tanpa pertolongan dan perlindungan
Allah Ta’ala, maka kita tidak mungkin dapat menjalani kehidupan ini dengan
baik.
Kita sangat berharap, agar do’a dikabulkan oleh Allah Ta’ala.
Untuk itu, sudah sepatutnya kita memahami tatacara berdo’a sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dan Apabila hamba-hamba
Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah 2: 186)
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsit Jilid 1 menjelaskan, dalam
penjelasan Allah Ta’ala yang memotivasi untuk berdo’a ini diselipkan diantara
hukum-hukum puasa sebagai petunjuk agar bersungguh-sungguh dalam berdo’a
setelah menyelesaikan jumlah hari dalam sebulan, bahkan pada setiap kali
berbuka, sebagaimana hal itu diriwayatkan oleh Abu Daud at-Thayalisi dalam
musnadnya dari Abdullah bin Umar, dia berkata:” Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ketika orang yang
berpuasa berbuka maka dia memiliki do’a yang diijabahi (di kabulkan). (HR. Abu
Daud)
Ibnu Abi Hatim berkata dengan sanadnya dari Muawiyah bin
Haidah al-Qusyairi, “Seorang Badui bertanya,”Wahai Rasulullah, apakah Tuhan
kita itu dekat sehingga kami dapat bermunajat kepada-Nya ataukah jauh hingga
Dia perlu kami seru? Nabi diam sejenak, kemudian turunlah ayat, “Dan Apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, Maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada-Ku.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari, dia berkata
“ Kami tengah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu
perang. Tidaklah kami mendaki tanjakan, menaiki bukit, dan menuruni lembah
melainkan kami bertakbir dengan suara lantang”. Abu Musa berkata,” Maka
Rasulullah mendekati kami , kemudian bersabda,” Wahai manusia, kasihanilah
dirimu. Sesungguhnya kamu tidak berdoa kepada yang tuli atau gaib, kamu berdoa
kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Sesungguhnya Zat yang kamu seru
adalah lebih dekat kepadamu daripada dekatnya kamu keleher kendaraannya. Hai
Abdullah bin Qais, maukah kuajari kamu sebuah kalimat dari perbendaharaan
surga? Yaitu ‘tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.” Hadits
itu dikemukakan dalam shahihain dan oleh sekelompok ulama hadits lainnya. Malik
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
Doa seseorang di antara
kamu akan dikabulkan selama dia tidak meminta untuk dipercepat dengan
mengatakan, “Aku sudah bertdo’a, namun do’aku tidak dikabulkan”. (HR. Malik)
Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas,
telah menceritakan kepadaku Jabir bin Abdillah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam membaca ayat,’ Apabila hamba-hamba Ku bertanya tentang Aku kepada mu,
maka sesungguhnya Aku adalah dekat; Aku memenuhi permohonan orang yang berdo’a
jika dia memohon kepada Ku.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:” Ya Allah, Engkau menyuruh berdo’a dan untuk menyerahkan pemenuhan
do’a kepada-Mu. Ya Allah, aku memenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,
sesungguhnya segala puji dan nikmat serta kerajaan adalah milik-Mu, tiada
sekutu bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa Engkau adalah tunggal, Esa, tempat
bergantung, tidak melahirkan, tidak dilahirkan, dan tidak ada satu perkarapun
yang sepadan dengan-Mu. Aku bersaksi bahwa janji-Mu itu hak. Aku bersaksi bahwa
pertemuan dengan-Mu itu hak, surga itu hak, neraka juga hak, dan kiamat pasti
datang serta tak dibimbangkan , dan Engkau pun akan membangkitkan makhluk dari
kubur”.
Sementara itu, al-Hafizh Abu Bakar al-Bazar meriwayatkan dari
Anas, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
Allah Ta’ala berfirman:”
Wahai anak Adam, satu untuk mu, satu untuk Ku, dan satu antara Aku dan kamu.
Satu untuk Ku ialah hendaklah kamu menyembah-Ku dan tidak menyekutukan-Ku
dengan apapun. Yang satu untuk mu ialah apapun yang kamu amalkan akan Aku
tepati. Dan yang satu antara Aku dan kamu
ialah, kamu yang berdo’a dan Aku yang mengabulkannya. (HR. Al-Bazar)
Dalam musnad Imam Ahmad, Sunan Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu
Majah dikatakan dari Abu Hurairah bahwa dia berkata bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Ada tiga orang yang
do’a nya tidak akan ditolak; penguasa yang adil, orang yang berpuasa hingga dia
berbuka dan permohonan orang yang dizalimi. Allah akan menaikkan do’a itu pada
hari kiamat tanpa penghalang dan akan dibukakan pintu-pintu langit bagi do’a
itu serta Dia berfirman, “ Demi kemuliaan Ku, sesungguhnya Aku akan menolongmu
walaupun setelah waktunya berakhir. (HR. Ahmad)(Ringkasan Tafsir Ibnu Katsit Jilid
1, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar