Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Januari 02, 2014

Memakai Batu Akik


Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam kitab Hadits Dha’if dan Maudhu’ mengemukakan lima hadits tentang memakai batu akik. Kelima-limanya merupakan hadits maudhu’ (palsu). Oleh sebab itu, berhati-hatilah ketika memakai cincin dengan batu akik. Jangan sampai terjebak kepada pemahaman yang salah.
Kelima hadits tersebut adalah :
Pertama, “Pakailah cincin dengan batu akik karena batu akik itu diberkati.” Hadits ini maudhu’ dan diriwayatkan oleh al-Muhamli dalam kitab al-Amali II/41, al-Khatib dalam Tarikh Baghdad XI/251 dan juga al-Uqaili dalam adh-Dhu’afa halaman 466 dengan sanad dari Ya’qub bin al-Walid al-Madani, sedangkan Ibnu Adi I/356 dengan sanad dari Ya’qub bin Ibrahim az-Zuhri yang semuanya dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah r.a.

Dari Sanad Uqaili dalam kitab al-Maudhu’at Ibnul Jauzi menyebutkan, “ Ya’qub adalah pendusta dan pemalsu”. Uqaili sendiri berkata, “ Dalam hal ini tidak terbukti kesahihannya bersumber dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Dalam mengutarakan biografi Ya’qub ini adz-Dzahabi berkata, ‘Imam Ahmad berkata, ia termasuk deretan pendusta besar dan pemalsu hadits ranking atas”. Kemudian adz-Dzahabi menyebut hadits diatas. Ibnu Hadi berkata, “ Ya’qub bin Ibrahim ini tidak dikenal dan riwayat ini dicuri dari Ya’qub bin al-Walid.”
Kedua, “Gunakanlah cincin akik karena sesungguhnya cincin akik itu dapat menolak kefakiran”.  Hadits ini maudhu’. Ibnul Jauzi meriwayatkan dalam al-Maudhu’at dengan perawi Ibnu Adi, dari al-Husain bin Ibrahim al-Babi, dari Humaid ath-Thawil, dari Anas r.a. Ibnu Adi berkata,” Hadits ini batil dan Husain itu majhul”.
Adz-Dzahabi dalam al- Mizan berkata,” Ini adalah hadits maudhu”. Pernyataan ini dikuatkan Ibnu Hajar dalam al- Lisan dan Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu’at.
Ketiga, “Gunakanlah cincin akik karena ia dapat menyukseskan segala urusan, dan tangan kanan lebih patut untuk dihiasi”. Hadits ini maudhu’ dan diriwayatkan oleh Ibnu Asakir IV/291 dalam mengetengahkan biografi al- Hasan bin Muhammad bin Ahmad bin Hisyam as-Sulami, dengan sanad dari Abi Ja’far Muhammad bin Abdullah al-Baghdadi, dari Muhammad bin al-Hasan, dari Muhammad Ath-Thawil, dari Anas r.a.
Ibnu Hajar dalam al-Lisan II/269 berkata, “ Tidak diragukan lagi bahwa hadits ini maudhu’, namun saya tidak mengetahui siapa yang memalsukan.” Pernyataan ini dikukuhkan oleh as-Suyuthi dalam al-La’ali II/273.
Keempat, “ Pakailah cincin akik, karena seseorang tidak akan ditimpa kesedihan selama ia memakainya”. Hadits ini maudhu’ dan diriwayatkan oleh Ali bin Mahrawiyah. Dalam sanadnya terdapat seorang bernama Daud bin Sulaiman al-Ghazi al-Jarjani yang oleh Ibnu Muin dinyatakan sebagai pendusta. Adz-Dzahabi berkata,” Dia adalah syekh kadzdzabin (biang pendusta).
Kelima, “Barangsiapa memakai cincin akik, ia akan selalu menjumpai kebaikan”. Hadits ini maudhu’. Ibnul Jauzi meriwayatkannya dalam al-Maudhu’at dengan sanad dari Ibnu Hibban yakni dalam kitab adh-Dhuafa dari Zubair bin Ibad, dari Abu Bakar bin Syu’aib, dari Malik, dari az-Zuhri, dari Amr bin Syarid, dari Fatimah binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibnul Jauzi berkata, “ Abu Bakar ini telah meriwayatkan dari Imam Malik, padahal itu bukan hadits darinya”. Pernyataan ini dikukuhkan Suyuthi dalam al-La’ali II/271. Adz-Dzahabi dalam mengetengahkan biografi Abu Bakar berkata, “ Ini dusta semata”. Pernyataan itu disepakati Ibnu Hajar dalam al-Lisan.
Pekanbaru, Desember 2013



Tidak ada komentar: