Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam kitab Hadits Dha’if dan
Maudhu’ mengemukakan lima hadits tentang memakai batu akik. Kelima-limanya
merupakan hadits maudhu’ (palsu). Oleh sebab itu, berhati-hatilah ketika
memakai cincin dengan batu akik. Jangan sampai terjebak kepada pemahaman yang
salah.
Kelima hadits tersebut adalah :
Pertama, “Pakailah cincin dengan batu akik
karena batu akik itu diberkati.” Hadits ini maudhu’ dan diriwayatkan oleh
al-Muhamli dalam kitab al-Amali II/41, al-Khatib dalam Tarikh Baghdad XI/251
dan juga al-Uqaili dalam adh-Dhu’afa halaman 466 dengan sanad dari Ya’qub bin al-Walid
al-Madani, sedangkan Ibnu Adi I/356 dengan sanad dari Ya’qub bin Ibrahim
az-Zuhri yang semuanya dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah r.a.
Dari Sanad Uqaili dalam kitab al-Maudhu’at Ibnul Jauzi
menyebutkan, “ Ya’qub adalah pendusta dan pemalsu”. Uqaili sendiri berkata, “
Dalam hal ini tidak terbukti kesahihannya bersumber dari Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam”.
Dalam mengutarakan biografi Ya’qub ini adz-Dzahabi berkata,
‘Imam Ahmad berkata, ia termasuk deretan pendusta besar dan pemalsu hadits
ranking atas”. Kemudian adz-Dzahabi menyebut hadits diatas. Ibnu Hadi berkata,
“ Ya’qub bin Ibrahim ini tidak dikenal dan riwayat ini dicuri dari Ya’qub bin
al-Walid.”
Kedua, “Gunakanlah cincin akik karena
sesungguhnya cincin akik itu dapat menolak kefakiran”. Hadits ini maudhu’. Ibnul Jauzi meriwayatkan
dalam al-Maudhu’at dengan perawi Ibnu Adi, dari al-Husain bin Ibrahim al-Babi,
dari Humaid ath-Thawil, dari Anas r.a. Ibnu Adi berkata,” Hadits ini batil dan
Husain itu majhul”.
Adz-Dzahabi dalam al- Mizan berkata,” Ini adalah hadits
maudhu”. Pernyataan ini dikuatkan Ibnu Hajar dalam al- Lisan dan Ibnul Jauzi
dalam al-Maudhu’at.
Ketiga, “Gunakanlah cincin akik karena ia
dapat menyukseskan segala urusan, dan tangan kanan lebih patut untuk dihiasi”.
Hadits ini maudhu’ dan diriwayatkan oleh Ibnu Asakir IV/291 dalam
mengetengahkan biografi al- Hasan bin Muhammad bin Ahmad bin Hisyam as-Sulami,
dengan sanad dari Abi Ja’far Muhammad bin Abdullah al-Baghdadi, dari Muhammad
bin al-Hasan, dari Muhammad Ath-Thawil, dari Anas r.a.
Ibnu Hajar dalam al-Lisan II/269 berkata, “ Tidak diragukan
lagi bahwa hadits ini maudhu’, namun saya tidak mengetahui siapa yang
memalsukan.” Pernyataan ini dikukuhkan oleh as-Suyuthi dalam al-La’ali II/273.
Keempat, “ Pakailah cincin akik, karena
seseorang tidak akan ditimpa kesedihan selama ia memakainya”. Hadits ini maudhu’
dan diriwayatkan oleh Ali bin Mahrawiyah. Dalam sanadnya terdapat seorang
bernama Daud bin Sulaiman al-Ghazi al-Jarjani yang oleh Ibnu Muin dinyatakan
sebagai pendusta. Adz-Dzahabi berkata,” Dia adalah syekh kadzdzabin (biang
pendusta).
Kelima, “Barangsiapa memakai cincin akik,
ia akan selalu menjumpai kebaikan”. Hadits ini maudhu’. Ibnul Jauzi
meriwayatkannya dalam al-Maudhu’at dengan sanad dari Ibnu Hibban yakni dalam
kitab adh-Dhuafa dari Zubair bin Ibad, dari Abu Bakar bin Syu’aib, dari Malik,
dari az-Zuhri, dari Amr bin Syarid, dari Fatimah binti Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Ibnul Jauzi berkata, “ Abu Bakar ini telah meriwayatkan dari
Imam Malik, padahal itu bukan hadits darinya”. Pernyataan ini dikukuhkan Suyuthi
dalam al-La’ali II/271. Adz-Dzahabi dalam mengetengahkan biografi Abu Bakar
berkata, “ Ini dusta semata”. Pernyataan itu disepakati Ibnu Hajar dalam
al-Lisan.
Pekanbaru, Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar