Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Maret 09, 2014

Barangsiapa Membawa Kebaikan Atau Membawa Kejahatan


Orang yang meninggalkan keburukan, yaitu orang yang tidak jadi melakukannya, terbagi tiga. Kadang-kadang dia meninggalkannya karena Allah. Bagi orang semacam ini akan diberi satu kebaikan karena dia mengurungkannya karena Allah. Perbuatan ini merupakan amal dan niat. Oleh karena itu, dalam hadits dari sahih lainnya dikatakan bahwa baginya ditetapkan satu kebaikan. Sesungguhnya dia meninggalkannya karena Aku. Kadang-kadang seseorang meninggalkannya karena lupa. Maka orang demikian tidak mendapat kebaikan maupun keburukan sebab dia tidak berniat untuk melakukan kebaikan dan tidak melakukan keburukan. Dan kadang-kadang seseorang tidak melakukannya karena tidak bisa dan malas setelah dia berusaha melakukan berbagai caranya dan mendekatinya. Orang semacam ini seperti halnya orang yang melakukannya. Demikian dijelaskan dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat Al-Qur’an dibawah ini:
Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya itu sedang mereka tidak dianiaya sedikitpun. (QS. Al-An’aam 6: 160)
Ayat yang mulia ini memerinci keglobalan ayat ini:”Barangsiapa yang datang membawa kebaikan, maka baginya kebaikan yang lebih baik daripada kebaikan itu”.(an-Nahl:89).
Banyak hadits yang senada dengan ayat ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah, dari Ibnu Abbas r.a bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ihwal cerita Tuhannya yang Mahasuci lagi Mahatinggi:
Tuhanmu Azza wa Jalla adalah Maha Pengasih. Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan, namun ia tidak mengerjakannya, maka ditetapkan baginya satu kebaikan. Jika dia mengerjakannya, maka ditetapkan baginya pahala 10 hingga 700 kebaikan, bahkan hingga kelipatan yang banyak. Barangsiapa yang berniat melakukan keburukan, namun dia tidak melakukannya, maka ditetapkan baginya satu kebaikan. Jika dia melakukannya, maka baginya satu keburukan atau Allah Azza wa jalla menghapusnya. Tiada yang menentang Allah, melainkan dia binasa.
Hadits inipun diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan an-Nasa’i.
Ketahuilah bahwa orang yang meninggalkan keburukan, yaitu orang yang tidak jadi melakukannya, terbagi tiga. Kadang-kadang dia meninggalkannya karena Allah. Bagi orang semacam ini akan diberi satu kebaikan karena karena dia mengurungkannya karena Allah. Perbuatan ini merupakan amal dan niat. Oleh karena itu, dalam hadits dari sahih lainnya dikatakan bahwa baginya ditetapkan satu kebaikan. Sesungguhnya dia meninggalkannya karena Aku. Kadang-kadang seseorang meninggalkannya karena lupa. Maka orang demikian tidak mendapat kebaikan maupun keburukan sebab dia tidak berniat untuk melakukan kebaikan dan tidak melakukan keburukan. Dan kadang-kadang seseorang tidak melakukannya karena tidak bisa dan malas setelah dia berusaha melakukan berbagai caranya dan mendekatinya. Orang semacam ini seperti halnya orang yang melakukannya, sebagaimana dikatakan dalam hadits sahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Jika dua orang muslim bergumul dengan pedang masing-masing, maka baik yang membunuh maupun yang terbunuh masuk neraka. Para sahabat bertanya:”Wahai Rasulullah, bagi orang yang membunuh dapatlah dipahami, namun bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau bersabda:”Dia pun berambisi untuk membunuh lawannya”.
Al-Hafidz Abdul Qasim ath-Thabrani meriwayatkan dari Abu Malik al-Asy’ari bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Shalat Jum’at menghapus dosa yang dilakukan antara Jum’at itu dan Jum’at berikutnya ditambah tiga hari. Hal itu karena Allah Ta’ala berfirman:” Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya”.
Hadits dan atsar mengenai hal ini sangat banyak dan hadits yang telah dikemukakan insya Allah cukup. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar- Rifa’i)
Pekanbaru, Fabruari 2014

Tidak ada komentar: