Hamba Allah yang paling lihai menipu hamba Allah lainnya
adalah setan. Demikian penegasan didalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 1.
Penegasan itu dikemukakan dalam menjelaskan maksud firman Allah Ta’ala surat Al-Baqarah
ayat 208-209. Diingatkan agar kita menjauhi apa-apa yang diperintahkan
setan karena sesungguhnya setan itu
tiada lain hanya menyuruh kepada keburukan, kekejian, dan agar kita mengatakan
mengenai Allah apa-apa yang tidak kita ketahui dan sesungguhnya setan itu
menyeret pengikutrnya agar mereka menjadi penghuni neraka Sa’ir.
Selengkapnya penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:
Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu
turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu
bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah 2: 208-209)
Allah Ta’ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang
beriman lagi membenarkan Rasul-Nya agar mereka memegang seluruh tali Islam dan
syariatnya serta menjalankan segala syariatnya dan meninggalkan segala
larangannya seoptimal mungkin.
Berkaitan dengan firman Allah:” masuklah kedalam Islam secara keseluruhan”, Ibnu Abbas dan
sekelompok tabi’in mengatakan bahwa maksudnya ialah masuklah kedalam Islam dan
taatilah segala perintah-Nya secara optimal. “Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan”, artinya
jauhilah apa-apa yang diperintahkan setan kepadamu karena sesungguhnya setan
itu tiada lain hanya menyuruhmu kepada keburukan, kekejian, dan agar kamu
mengatakan mengenai Allah apa-apa yang tidak kamu ketahui dan sesungguhnya
setan itu menyeret pengikutrnya agar mereka menjadi penghuni neraka Sa’ir.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,”Sesungguhnya ia merupakan musuh yang nyata bagimu”. Muthraf
berkata,” Hamba Allah yang paling lihai menipu hamba Allah lainnya adalah setan”.
Firman Allah,”Apabila kamu tergelincir
setelah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,” yakni apabila kamu
berpindah dari kebenaran setelah hujah-hujah ditegaskan kepadamu,”maka ketahuilah sesungguhnya Allah
Mahaperkasa”, dalam menyiksa sehingga orang yang lari tak akan lepas, orang
gagah pasti kalah.”Lagi Mahabijaksana”, dalam
menetapkan, membatalkan dan memastikan hukum-hukum-Nya. (Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir Jilid 1, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Januari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar