Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, April 13, 2014

Bintang Sebagai Hiasan Langit Dan Setan Dilempari Panah Api


Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya dari setiap setan yang durhaka. Setan-setan itu tidak dapat mencuri-curi dengar para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. Akan tetapi, barangsiapa yang mencuri-curi dengar maka dia akan dikejar oleh suluh api yang benderang membara. (QS. 37 As-Shaaffaat; 6-10)
Allah SWT mengabarkan bahwa Dia telah menghiasi langit dunia dengan perhiasan bintang gemintang untuk para penduduk bumi dan mereka dapat menyaksikannya. Sebagaimana firman-Nya:” Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala”.(al-Mulk; 5). Dalam ayat ini Allah SWT juga berfirman,” Dan telah memeliharanya”, yakni Kami telah memeliharanya dengan sebenar-benar pemeliharaan,”dari setiap setan yang durhaka”, yaitu yang membangkang lagi congkak. Bila mereka hendak mencuri dengar maka mereka akan diburu oleh panah-panah berapi hingga membakarnya.

“Setan-setan itu tidak dapat menguping pembicaraan malaikat”, oleh karenanya mereka tidak pernah sampai ketempat al mala’ul a’la, yaitu suatu tempat dilangit di mana para malaikat beserta penghuni lainnya memperbincangkan sesuatu yang telah diwahyukan oleh Allah SWT, berupa berupa syariat dan kudrat-Nya. Hal ini telah telah dikemukakan dalam firman Allah SWT,”Sehingga tatkala dihilangkan ketakutan dari hati mereka”.(Saba’: 23) Itulah sebabnya Allah SWT berfirman:” Dan mereka dilempari dari segala penjuru”. Cara mengusir mereka, yaitu mereka dihalangi agar tidak sampai ke sana dan dilempari.”Dan bagi mereka siksaan yang kekal”, yaitu siksaan yang menyakitkan dan berkepanjangan.” Kecuali setan yang berhasil mencuri-curi, yaitu mencuri satu kalimat yang berhasil didengarnya dari langit, kemudian disampaikan kepada yang ada dibawahnya, kemudian disampaikan lagi kepada yang ada dibawahnya. Terkadang setan tersebut telah lebih dahulu terkena panah api sebelum ia sempat menyampaikannya kepada setan yang lain, dan kadang-kadang ia berhasil menyampaikannya dengan kudrat Allah sebelum ia disambar panah berapi hingga terbakar. Lalu disampaikannyalah oleh yang lainnya kepada dukun. Oleh karena itu disini Allah SWT berfirman,”Akan tetapi, barangsiapa yang mencuri-curi...”
Ibnu Abbas berkata, “Dahulu, setan-setan itu mempunyai pos-os di langit. Disana mereka berusaha mencuri dengar wahyu. Lalu mereka turun ke bumi. Kemudian mereka mencoba menambahkan wahyu yang tadinya satu kalimat menjadi sembilan kalimat... Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, maka setan diusir dari pos-pos mereka itu. Kemudian mereka akan dikejar oleh panah berapi yang tidak akan meleset hingga membakar tubuh mereka. Lalu mereka mengadukan hal itu kepada iblis. Iblis pun segera mengirimkan bala tentaranya. Mereka melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah melakukan shalat diantara dua bukit Nakhlah. Merekapun kembali dan menceritakan hal itu kepada iblis... Dia kemudian berkata,”Inilah yang telah terjadi”. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: