Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan
hiasan, yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya dari setiap setan yang
durhaka. Setan-setan itu tidak dapat mencuri-curi dengar para malaikat dan
mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka
siksaan yang kekal. Akan tetapi, barangsiapa yang mencuri-curi dengar maka dia
akan dikejar oleh suluh api yang benderang membara. (QS. 37 As-Shaaffaat; 6-10)
Allah SWT mengabarkan bahwa Dia telah menghiasi langit dunia
dengan perhiasan bintang gemintang untuk para penduduk bumi dan mereka dapat
menyaksikannya. Sebagaimana firman-Nya:” Sesungguhnya Kami telah menghiasi
langit dunia dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu
alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang
menyala-nyala”.(al-Mulk; 5). Dalam ayat ini Allah SWT juga berfirman,” Dan telah memeliharanya”, yakni Kami telah memeliharanya dengan sebenar-benar
pemeliharaan,”dari setiap setan yang durhaka”, yaitu yang
membangkang lagi congkak. Bila mereka hendak mencuri dengar maka mereka akan
diburu oleh panah-panah berapi hingga membakarnya.
“Setan-setan itu tidak dapat menguping pembicaraan malaikat”, oleh karenanya mereka tidak pernah
sampai ketempat al mala’ul a’la, yaitu suatu tempat dilangit di mana para
malaikat beserta penghuni lainnya memperbincangkan sesuatu yang telah
diwahyukan oleh Allah SWT, berupa berupa syariat dan kudrat-Nya. Hal ini telah
telah dikemukakan dalam firman Allah SWT,”Sehingga tatkala dihilangkan
ketakutan dari hati mereka”.(Saba’: 23) Itulah sebabnya Allah SWT
berfirman:” Dan mereka dilempari dari
segala penjuru”. Cara mengusir
mereka, yaitu mereka dihalangi agar tidak sampai ke sana dan dilempari.”Dan bagi mereka siksaan yang kekal”, yaitu siksaan yang menyakitkan dan
berkepanjangan.” Kecuali setan
yang berhasil mencuri-curi, yaitu
mencuri satu kalimat yang berhasil didengarnya dari langit, kemudian
disampaikan kepada yang ada dibawahnya, kemudian disampaikan lagi kepada yang
ada dibawahnya. Terkadang setan tersebut telah lebih dahulu terkena panah api
sebelum ia sempat menyampaikannya kepada setan yang lain, dan kadang-kadang ia
berhasil menyampaikannya dengan kudrat Allah sebelum ia disambar panah berapi
hingga terbakar. Lalu disampaikannyalah oleh yang lainnya kepada dukun. Oleh
karena itu disini Allah SWT berfirman,”Akan tetapi, barangsiapa yang mencuri-curi...”
Ibnu Abbas berkata, “Dahulu,
setan-setan itu mempunyai pos-os di langit. Disana mereka berusaha mencuri
dengar wahyu. Lalu mereka turun ke bumi. Kemudian mereka mencoba menambahkan
wahyu yang tadinya satu kalimat menjadi sembilan kalimat... Ketika Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, maka setan diusir dari pos-pos mereka
itu. Kemudian mereka akan dikejar oleh panah berapi yang tidak akan meleset
hingga membakar tubuh mereka. Lalu mereka mengadukan hal itu kepada iblis.
Iblis pun segera mengirimkan bala tentaranya. Mereka melihat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah melakukan shalat diantara dua bukit
Nakhlah. Merekapun kembali dan menceritakan hal itu kepada iblis... Dia
kemudian berkata,”Inilah yang telah terjadi”. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar