Apapun kenikmatan yang kita peroleh di dunia ini, akan ada
tuntutan pertanggung-jawabannya nanti di akhirat. Termasuk kesehatan, keamanan,
rezeki dan lain-lainnya. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita selalu menjaga
hal tersebut. Ada baiknya, setiap kali memperoleh kenikmatan, kita ingat akan
adanya tuntutan pertanggung-jawabannya nanti. Hal ini akan membuat kita senantiasa
bersyukur dan lebih berhati-hati dalam mensikapi kenikmatan yang diberikan
Allah Ta’ala. Di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman:
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan. (QS. 102 At-Takaasur: 8)
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, firman Allah
Ta’ala:”Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan”.
Yaitu, kemudian pada hari itu, kamu semua pasti ditanya tentang perbuatan
bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu, berupa kesehatan,
keamanan, rezeki dan lain sebagainya.
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Abu Hurairah r.a berkata:”
Ketika Abu Bakar dan Umar duduk, tiba-tiba datanglah Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menghampiri mereka dan bertanya, mengapa kalian duduk disini?
Keduanya menjawab, ‘ Demi yang telah mengutus engkau dengan membawa kebenaran,
tidak ada yang menyebabkan kami keluar rumah melainkan rasa lapar’. Nabi
kemudian bersabda,’ Demi Yang telah mengutus aku dengan membawa kebenaran,
tidak ada yang menyebabkan aku keluar rumah kecuali rasa lapar juga’. Mereka
pergi kerumah salah seorang penduduk Anshar. Kedatangan mereka disambut oleh
seorang wanita, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Mana si
Fulan? Dia menjawab,’ Pergi mencari air untuk kami’. Lalu datanglah suaminya
dengan membawa kantung air. Dia berkata,’ Selamat datang! Tiada kunjungan
seorang hamba yang lebih baik selain kunjungan seorang Nabi kepadaku pada hari
ini’. Lalu dia menggantungkan qirbahnya di dahan kurma. Dia pun pergi lagi dan
datang sambil membawa setandan anggur untuk menjamu mereka. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bertanya,’ Mengapa kamu tidak memipilnya? Dia menjawab,’ Aku
lebih suka kalian sendiri yang memilihnya sesuai dengan yang kalian suka’.
Kemudian dia mengambil pisau, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan kepadanya,’ Hati-hati kamu dengan perahan’. Pada hari itu dia
menyembelih kambing. Kemudian mereka pun makan. Setelah itu beliau bersabda kepada
kedua orang sahabatnya,’ Kita pasti akan ditanya tentang ini semua pada hari
kiamat nanti. Rasa lapar telah membuat kalian keluar dari rumah, kemudian
kalian pulang dengan kenyang. Semua ini merupakan kenikmatan”.
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Abu Ya’la dan Ibnu
Hibban. Diriwayatkan pula oleh para penyusun kitab sunan yang empat.
Sehubungan dengan firman Allah “Kemudian pasti kamu akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan”, Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas menafsirkan,’
Kenikmatan itu adalah kesehatan badan, pendengaran, penglihatan. Allah akan
menanyakan kepada hamba-hamba-Nya pada apa saja mereka menggunakan semua itu.
Sedangkan Dia sendiri adalah lebih tahu tentang hal itu daripada mereka. Itulah
maksud firman Allah “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu
akan dimintai pertanggung-jawaban”. Dan telah ditegaskan dalam shahih Bukhari
dan Sunan Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dua nikmat yang membuat
kebanyakan manusia tertipu, yaitu kesehatan dan waktu luang.
Arti hadits ini; mereka sangat
sedikit mensyukuri dua kalimat ini, mereka tidak melakukan kewajiban yang
dituntut dari kedua kalimat ini. Dan, orang yang tidak melakukan hak yang telah
diwajibkan kepadanya, adalah orang yang tertipu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar