Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Juni 29, 2014

Pentingnya Bersyukur Atas Nikmat Yang Diberikan Allah SWT



Apapun kenikmatan yang kita peroleh di dunia ini, akan ada tuntutan pertanggung-jawabannya nanti di akhirat. Termasuk kesehatan, keamanan, rezeki dan lain-lainnya. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita selalu menjaga hal tersebut. Ada baiknya, setiap kali memperoleh kenikmatan, kita ingat akan adanya tuntutan pertanggung-jawabannya nanti. Hal ini akan membuat kita senantiasa bersyukur dan lebih berhati-hati dalam mensikapi kenikmatan yang diberikan Allah Ta’ala. Di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman:
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. (QS. 102 At-Takaasur: 8)
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, firman Allah Ta’ala:”Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan”. Yaitu, kemudian pada hari itu, kamu semua pasti ditanya tentang perbuatan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu, berupa kesehatan, keamanan, rezeki dan lain sebagainya.

Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Abu Hurairah r.a berkata:” Ketika Abu Bakar dan Umar duduk, tiba-tiba datanglah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghampiri mereka dan bertanya, mengapa kalian duduk disini? Keduanya menjawab, ‘ Demi yang telah mengutus engkau dengan membawa kebenaran, tidak ada yang menyebabkan kami keluar rumah melainkan rasa lapar’. Nabi kemudian bersabda,’ Demi Yang telah mengutus aku dengan membawa kebenaran, tidak ada yang menyebabkan aku keluar rumah kecuali rasa lapar juga’. Mereka pergi kerumah salah seorang penduduk Anshar. Kedatangan mereka disambut oleh seorang wanita, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Mana si Fulan? Dia menjawab,’ Pergi mencari air untuk kami’. Lalu datanglah suaminya dengan membawa kantung air. Dia berkata,’ Selamat datang! Tiada kunjungan seorang hamba yang lebih baik selain kunjungan seorang Nabi kepadaku pada hari ini’. Lalu dia menggantungkan qirbahnya di dahan kurma. Dia pun pergi lagi dan datang sambil membawa setandan anggur untuk menjamu mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,’ Mengapa kamu tidak memipilnya? Dia menjawab,’ Aku lebih suka kalian sendiri yang memilihnya sesuai dengan yang kalian suka’. Kemudian dia mengambil pisau, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya,’ Hati-hati kamu dengan perahan’. Pada hari itu dia menyembelih kambing. Kemudian mereka pun makan. Setelah itu beliau bersabda kepada kedua orang sahabatnya,’ Kita pasti akan ditanya tentang ini semua pada hari kiamat nanti. Rasa lapar telah membuat kalian keluar dari rumah, kemudian kalian pulang dengan kenyang. Semua ini merupakan kenikmatan”.
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Abu Ya’la dan Ibnu Hibban. Diriwayatkan pula oleh para penyusun kitab sunan yang empat.
Sehubungan dengan firman Allah “Kemudian pasti kamu  akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan”, Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas menafsirkan,’ Kenikmatan itu adalah kesehatan badan, pendengaran, penglihatan. Allah akan menanyakan kepada hamba-hamba-Nya pada apa saja mereka menggunakan semua itu. Sedangkan Dia sendiri adalah lebih tahu tentang hal itu daripada mereka. Itulah maksud firman Allah “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggung-jawaban”. Dan telah ditegaskan dalam shahih Bukhari dan Sunan Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Dua nikmat yang membuat kebanyakan manusia tertipu, yaitu kesehatan dan waktu luang.
Arti hadits ini; mereka sangat sedikit mensyukuri dua kalimat ini, mereka tidak melakukan kewajiban yang dituntut dari kedua kalimat ini. Dan, orang yang tidak melakukan hak yang telah diwajibkan kepadanya, adalah orang yang tertipu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Maret 2014

Tidak ada komentar: