Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Juli 13, 2014

Dua Sendi Amal Yang Makbul (Ikhlas Karena Allah Dan Sesuai Syariat)



Dua sendi dari amal yang makbul, yaitu amal tersebut harus ikhlas karena Allah dan harus benar sesuai dengan syariat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian ditegaskan didalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat 110 Surat Al-Kahfi.
Katakanlah:”Sesungguhnya, aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku,’ Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa’. Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal saleh dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya. (QS. 18 Al-Kahfi: 110)

Thabrani meriwayatkan dari Amr bin Qais al-Kufi bahwa sesungguhnya dia mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan berkata,”Inilah ayat terakhir surat al-Kahfi”.
Allah Ta’ala berfirman kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,”Katakanlah” kepada kaum musyrik yang mendustakan kerasulanmu,” sesungguhnya, aku ini hanya seorang manusia seperti kamu.” Barangsiapa yang menyangka aku pendusta, maka tampilkanlah perkara seperti yang aku bawa. Sesungguhnya, aku tidak mengetahui perkara gaib yang akan aku ceritakan kepadamu berkenaan dengan masa lalu, yaitu kisah Ash-habul Kahfi dan cerita Zulkarnain seperti yang kamu tanyakan, seandainya Allah tidak memberitahukan kepadaku. Jadi, aku hanya dapat mengabarkan kepadamu,” Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa”, tiada sekutu bagi-Nya.” Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya”, yaitu dengan pahala dan balasan yang baik,”hendaklah ia mengerjakan amal saleh”, yaitu amal yang sesuai dengan syariat Allah,”dan janganlah dia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”, yaitu amal yang ditujukan bagi zat Allah Yang Esa yang tiada sekutu bagi-Nya. Inilah dua sendi dari amal yang makbul, yaitu amal tersebut harus ikhlas karena Allah dan harus benar sesuai dengan syariat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Ta’ala berfirman:
Aku adalah sebaik-baik serikat. Barangsiapa yang melakukan suatu amal, sedang dia menyekutukan Aku dengan yang lain dalam melakukannya, maka Aku berlepas diri darinya. Amal itu bagi orang yang disekutukannya.(HR. Ahmad)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Mahmud bin Lubaid bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Perkara yang paling aku takutkan menimpa kalian ialah syirik kecil. Para sahabat bertanya,’ Ya Rasulullah, apakah syirik kecil itu? Beliau bersabda:”Riya. Pada hari kiamat, tatkala manusia dibalas sesuai dengan amalnya, Allah berfirman:” Pergilan kalian kepada orang-orang yang dahulu ketika didunia kamu beramal karena ingin dilihat oleh mereka. Lihatlah, apakah kamu memperoleh balasan dari mereka?”. (HR. Ahmad)
Abu Ya’la meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang membaguskan shalat karena dilihat manusia dan memburukkannya karena tidak adanya mereka, maka shalat itu merupakan penghinaan. Dia meremehkan Tuhannya dengan shalat itu”. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Maret 2014

Tidak ada komentar: