Anda tentu tahu bahwa Allah SWT telah
menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang ushul (pokok-pokok) dan furu’
(cabang-cabang) agama Islam. Allah SWT telah menjelaskan tentang tauhid dengan
segala macam-macamnya, sampai tentang bergaul dengan sesama manusia seperti
etika pertemuan, tatacara minta izin dan lain sebagainya. Sebagaimana firman
Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman apabila
dikatakan kepadamu:” Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (QS. Al-Mujadalah 11)
Dan firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu, sebelum kamu minta izin dan
memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
selalu ingat. Jika kamu tidak menemui seseorang didalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin, dan jika dikatakan kepadamu :” Kembalilah”,
maka hendaklah kamu kembali, itu lebih baik bagimu, dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Nur 27-28)
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah
menjelaskan pula kepada kita tentang cara berpakaian. Firman-Nya:
Dan perempuan-perempuan tua yang
telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi)
tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud)
menampakkan perhiasan. (QS. An-Nur 60)
Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin:” Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”, yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab 59)
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. (QS. An-Nur 31)
Dan bukanlah kebajikan itu dengan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah
kebajikan orang yang bertakwa, dan masuklah kerumah-rumah itu dari pintu-pintunya.
(QS. Al-Baqarah 189)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat
seperti ini, yang dengan demikian jelaslah, bahwa Islam itu sempurna, mencakup
segala aspek kehidupan, tidak perlu ditambahi dan tidak boleh dikurangi.
Sebagaimana firman Allah SWT tentang Al-Qur’an:
Dan Kami turunkan kepadamu kitab
(Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu. (QS. An-Nahl 89)
Dengan demikian, tidak ada sesuatu
yang dibutuhkan oleh manusia baik yang menyangkut masalah kehidupan di akhirat
maupun masalah kehidupan di dunia, kecuali telah dijelaskan Allah SWT dalam
Al-Qur’an secara tegas atau dengan isyarat, secara tersurat maupun tersirat.
Adapun firman Allah SWT:
Dan tiadalah binatang-binatang yang
ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan
umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun didalam Al
kitab. Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpun. (QS. Al-An’am 38)
Ada yang menafsirkan “Al Kitab”
disini adalah Al-Qur’an, padahal sebenarnya yang dimaksud adalah “Lauh
Mahfudz”, karena apa yang dinyatakan Allah SWT tentang Al-Qur’an dalam
firman-Nya:” Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan
segala sesuatu” lebih tegas dan lebih jelas daripada yang dinyatakan dalam
firman-Nya:” Tidaklah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab”.
Mungkin ada orang yang bertanya:”
Adakah ayat di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan jumlah shalat lima waktu
berikut bilangan rakaat tiap-tiap shalat, bagaimana dengan firman Allah yang
menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan segala sesuatu,
padahal kita tidak menemukan ayat yang menjelaskan tentang bilangan rakaat
tiap-tiap shalat?
Jawabannya:
Allah SWT telah menjelaskan didalan
Al-Qur’an bahwasanya kita diwajibkan mengambil dan mengikuti segala apa yang
telah disabdakan dan ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
hal ini berdasarkan atas firman Allah SWT:
Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. (QS.
An-Nisa’ 80)
Dan apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. (Qs. Al-Hasyr 7)
Maka segala sesuatu yang telah
dijelaskan oleh sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya
Al-Qur’an telah menunjukkan pula. Karena sunnah termasuk juga wahyu yang
diturunkan dan diajarkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam, sebagaimana yang disebut dalam firman-Nya:
Dan Allah telah menurunkan Al-Kitab
(Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As Sunnah) kepadamu. QS. An-Nisa’ 113)
Dengan demikian, apa yang disebut dalam
sunnah, maka sebenarnya telah disebutkan pula dalam Al-Qur’an)
(Sumber: Kesempurnaan Islam
Dan Bahaya Bid’ah, Syekh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin, Penerjmah Ahmad
Masykur MZ. Dicetak dan diedarkan Departemen Agama, Wakaf, Dakwah Dan Bimbingan
Kerajaan Saudi Arabia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar