Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, September 21, 2014

Cinta Dunia Dan Takut Mati (Wahn)



Suatu hari, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkumpul dengan para sahabat, beliau bersabda:” Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (Umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada dimangkuk.” Seorang laki-laki berkata:” Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit? Beliau menjawab:” Bahkan jumlah kalian pada waktu itu banyak, namun kalian seperti buih digenangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut (musuh) kepada kalian, dan akan menanamkan dalam hati kalian wahn”.

Seseorang lalu berkata:” Wahai Rasulullah, apa itu wahn? Beliau menjawab:” Cinta dunia dan takut mati”.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud itu membuat heran para sahabat. Pasalnya, meski jumlah mereka sedikit, saat itu mereka ditakuti musuh dan telah memiliki pengaruh yang besar. Mereka telah menjadi pengendali, bukan dikendalikan. Bagaimana mungkin umat yang sedemikian kuat dan mulianya ini kehilangan kewibawaan, bahkan dijadikan mangsa, sementara jumlah mereka banyak?
Namun, apa yang dinyatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam itu rasanya telah menjadi kenyataan sekarang ini. Coba renungkan, negeri kita pernah dijajah selama 3,5 abad oleh Belanda. Begitu pula negara-negara Muslim dibelahan bumi lainnya. Bahkan hingga kini masih banyak negara Muslim yang secara politik dan militer dikuasai oleh mush-musuh Allah SWT. Di kancah global, kekuatan kaum Muslim belum diperhitungkan. Padahal, jumlahnya tidak sedikit; satu milyar orang, atau seperlima penduduk dunia.
Sebetulnya upaya kaum Muslim untuk bangkit dari keterpurukan bukan tak ada. Hasilnya pun sudah terasa. Bukankah telah banyak negara Muslim yang telah merdeka?. Namun, meski telah berdaulat, faktanya masih banyak negara Muslim yang menggantungkan dirinya pada bangsa-bangsa kafir. Padahal mereka dikaruniai sumber daya alam yang melimpah.
Ironis memang! Terlebih bila dikaitkan dengan misi utama umat Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Mestinya umat Islam menjadi pengendali peradaban, bukan objek yang dikendalikan.
(Sumber: Suara Hidayatullah, Edisi Maret 2012)

Tidak ada komentar: