Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kamu
tatkala suatu kaum hendak memanjangkan tangannya kepadamu, lalu Dia menahan
tangan mereka darimu. Bertakwalah kepada Allah dan kepada Allah-lah hendaknya
orang-orang yang beriman itu bertawakal. (QS. 5 Al-Maa’idah: 11)
Abdurrazak meriwayatkan dari Jabir:” Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam singgah disuatu tempat.
Orang-orang pun berpencar untuk bernaung dibawah pepohonan yang berduri. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam menggantungkan pedangnya pada salah satu pohon.
Kemudian, datanglah orang Badui menghampiri pedang Rasulullah, mengambilnya,
dan mencabut dari sarungnya. Kemudian dia menuju Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam sambil berkata:” Siapa yang dapat menghalangimu dari pedangku? Nabi
menjawab:” Allah Azza Wa Jalla”. Orang Badui mengatakan:” Siapa yang dapat
menghalangimu dari pedangku? (dia menanyakan dua atau tiga kali). Nabi menjawab
dengan tenang:” Allah”. Abdurrazak
berkata:” Maka orang Badui itu memasukkan pedang kesarungnya. Lalu Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil para sahabatnya dan menceritakan kepada mereka ihwal orang Badui sambil duduk
bersandar dan kejadian itu tidak mempengaruhinya. Mu’ammar berkata:” Qatadah
pun menceritakan hadits yang sama dan menuturkan bahwa ada sekelompok orang
Arab yang hendak membinasakan Rasulullah, lalu mereka mengutus orang Badui
itu”.
Ayat “Ingatlah nikmat Allah
atas kamu tatkala suatu kaum hendak memanjangkan tangannya kepadamu...” Ditakwil oleh kisah di atas. Orang
Badui tersebut bernama Ghaurats bin al-Harits sebagaimana ditegaskan dalam
Shahih.
Pendapat lain mengatakan bahwa ayat itu diturunkan sehubungan
dengan Ka’ab bin al-Asyraf dan konco-konconya tatkala mereka hendak memperdaya
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dirumah Ka’ab
bin al-Asyraf. Demikian menurut riwayat Ibnu Abi Hatim.
Pendapat lain mengatakan, bahwa ayat itu diturunkan
sehubungan dengan Bani Nadhir tatkala mereka hendak menimpakan batu besar
kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam pada saat beliau mengunjungi
mereka untuk meminta tolong kepada mereka soal tebusan para penduduk. Maka,
Allah memperlihatkan kepada beliau apa yang akan mereka timpukkan kepadanya.
Firman Allah Ta’ala :” Dan kepada Allah
lah hendaknya orang-orang yang beriman itu bertawakal”, yaitu barangsiapa yang bertawakal
kepada-Nya, maka dicukupkan baginya apa yang dikehendaki-nya, dipelihara dan
dilindungi dari kejahatan manusia. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam menyuruh para sahabat untuk berangkat menuju mereka pada pagi hari.
Beliau mengepung mereka hingga beliau berhasil melumpuhkannya, lalu
mengusirnya.
(Sumber: Ringkasan
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar