Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, September 18, 2014

Mengingat Nikmat Allah (Kisah Seorang Badui Hendak Membunuh Nabi SAW)



Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kamu tatkala suatu kaum hendak memanjangkan tangannya kepadamu, lalu Dia menahan tangan mereka darimu. Bertakwalah kepada Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman itu bertawakal.  (QS. 5 Al-Maa’idah: 11)
Abdurrazak meriwayatkan dari Jabir:” Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam singgah disuatu tempat. Orang-orang pun berpencar untuk bernaung dibawah pepohonan yang berduri. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menggantungkan pedangnya pada salah satu pohon.
Kemudian, datanglah orang Badui menghampiri pedang Rasulullah, mengambilnya, dan mencabut dari sarungnya. Kemudian dia menuju Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata:” Siapa yang dapat menghalangimu dari pedangku? Nabi menjawab:” Allah Azza Wa Jalla”. Orang Badui mengatakan:” Siapa yang dapat menghalangimu dari pedangku? (dia menanyakan dua atau tiga kali). Nabi menjawab dengan tenang:” Allah”. Abdurrazak berkata:” Maka orang Badui itu memasukkan pedang kesarungnya. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil para sahabatnya dan menceritakan  kepada mereka ihwal orang Badui sambil duduk bersandar dan kejadian itu tidak mempengaruhinya. Mu’ammar berkata:” Qatadah pun menceritakan hadits yang sama dan menuturkan bahwa ada sekelompok orang Arab yang hendak membinasakan Rasulullah, lalu mereka mengutus orang Badui itu”.
Ayat “Ingatlah nikmat Allah atas kamu tatkala suatu kaum hendak memanjangkan tangannya kepadamu...” Ditakwil oleh kisah di atas. Orang Badui tersebut bernama Ghaurats bin al-Harits sebagaimana ditegaskan dalam Shahih.
Pendapat lain mengatakan bahwa ayat itu diturunkan sehubungan dengan Ka’ab bin al-Asyraf dan konco-konconya tatkala mereka hendak memperdaya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya dirumah Ka’ab bin al-Asyraf. Demikian menurut riwayat Ibnu Abi Hatim.
Pendapat lain mengatakan, bahwa ayat itu diturunkan sehubungan dengan Bani Nadhir tatkala mereka hendak menimpakan batu besar kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam pada saat beliau mengunjungi mereka untuk meminta tolong kepada mereka soal tebusan para penduduk. Maka, Allah memperlihatkan kepada beliau apa yang akan mereka timpukkan kepadanya. Firman Allah Ta’ala :” Dan kepada Allah lah hendaknya orang-orang yang beriman itu bertawakal”, yaitu barangsiapa yang bertawakal kepada-Nya, maka dicukupkan baginya apa yang dikehendaki-nya, dipelihara dan dilindungi dari kejahatan manusia. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh para sahabat untuk berangkat menuju mereka pada pagi hari. Beliau mengepung mereka hingga beliau berhasil melumpuhkannya, lalu mengusirnya.
(Sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: