Kematian dapat datang kapan saja berdasarkan kekuasaan Allah
Ta’ala. Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan didunia ini, Allah Ta’ala
mengetahuinya. Di akhirat nanti, akan ada perhitungan terhadap setiap perbuatan
itu. Ketentuan ini seyogianya memberi dorongan kepada kita untuk selalu
berhati-hati. Berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu. Allah Ta’ala
berkuasa untuk mematikan, menidurkan dan membangunkan.
Dalam “Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” dapat kita temukan penjelasan tentang hal ini:
Dan Dia lah yang mematikan, menidurkan kamu pada malam hari
dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia
membangunkan kamu pada siang hari guna menuntaskan ajal yang telah ditetapkan,
kemudian kepada Allah lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa
yang dahulu kamu kerjakan. (QS. 6 Al-An’aam: 60)
Allah Ta’ala berfirman bahwa sesungguhnya Dia lah yang
mewafatkan hamba-hamba-Nya dalam tidur mereka pada malam hari. Tidur merupakan
kematian kecil sebagaimana Allah berfirman,” Ingatlah ketika Allah berfirman:” Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan
kamu dan menaikkanmu kepada-Ku.” Allah
Ta’ala berfirman,” Allah
mewafatkan diri-diri ketika dia mati dan diri yang tidak mati dalam tidurnya.
Lalu, Dia menahan diri yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan diri
yang lain hingga ajal yang telah ditentukan.” (az-Zumar; 42). Dalam ayat ini, Allah menuturkan dua kematian; mati
kubra dan mati shugra. Demikian pula dalam ayat ini, Dia menyebutkan dua
kematian itu pula. Maka, Dia berfirman,” Dan Dia lah yang mematikan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan pada siang hari”, Dia
mengetahui aneka perbuatan yang kamu lakukan pada siang hari. Penggalan ini
merupakan oposisi yang menunjukkan cakupan ilmu Allah Ta’ala:
Sama saja bagi Tuhan,
siapa diantara kamu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus terang
dengan ucapannya itu, dan siapa yang bersembunyi pada malam hari dan siapa yang
berjalan disiang hari. (ar-Ra’d: 10)
Dan seperti firman Allah Ta’ala, “Dan Kami menjadikan malam sebagai busana dan Kami menjadikan siang sebagai
penghidupan.” Dari sana Allah Ta’ala berfirman disini,” Dan Dia lah yang mewafatkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan pada siang hari”. Firman Allah Ta’ala,” Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari”.
Ibnu Mardawih meriwayatkan dengan
sanadnya dari adh-Dhahak, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam :
Setiap manusia ditemani
malaikat. Jika dia tidur, maka malaikat itu mengambil nyawanya, kemudian
mengembalikannya. Jika Allah mengizinkan pencabutan ruhnya, maka dia
mencabutnya. Jika tidak, maka malaikat mengembalikan ruhnya.
Itulah maksud firman Allah
Ta’ala,” guna menuntaskan ajal yang telah ditetapkan,” yaitu ajal
setiap manusia,” kemudian kepada Allah-lah kamu kembali,”
pada hari kiamat,” lalu Dia memberitahukan kepadamu apa
yang dahulu kamu kerjakan”, yaitu membalasmu dengan kebaikan
atau keburukan berdasarkan perbuatanmu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad
Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar