Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Oktober 26, 2014

Ketika Allah Mencabut Pendengaran Dan Penglihatan



Telinga dan mata adalah dua indra yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya pendengaran dan penglihatan, banyak aktivitas dapat dilakukan oleh seseorang. Sebaliknya, tanpa kedua indra itu, banyak aktivitas tidak dapat dilakukan dengan baik. Pertanyaannya, sudahkah kita menyadari dengan kesadaran yang mendalam bahwa kedua indra itu merupakan rahmat Allah Ta’ala. Sewaktu-waktu, bisa saja pendengaran dan penglihatan seseorang dicabut oleh Allah.
Untuk semakin memperdalam keyakinan akan kekuasaan Allah Ta’ala yang berhubungan dengan pendengaran dan penglihatan, coba cerna penjelasan “Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” berikut ini:
Katakanlah:” Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran, penglihatan, serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang berkuasa untuk mengembalikan kepadamu? Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat itu, kemudian mereka berpaling. (QS. Al-An’aam: 46)

Allah Ta’ala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, katakanlah kepada orang-orang yang mendustakan itu,”Katakanlah,’ Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan,”. Penggalan ini mengungkapkan ihwal tidak dimanfaatkannya mata dan telinga. Oleh karena itu, Allah berfirman,”Serta menutup hatimu”. Penggalan ini senada dengan firman Allah :” Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah berada antara seseorang dengan hatinya”. (al-Anfaal: 34)
Firman Allah :” Siapakah Tuhan selain Allah yang berkuasa untuk mengembalikan kepadamu? Yaitu siapakah orang selain Allah yang dapat mengembalikan kedua indra kepadamu, jika ia telah dicabut oleh Allah? Yaitu tidak ada seorangpun selain Dia yang dapat melakukannya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat itu”, yaitu menerangkannya. Penggalan itu menunjukkan bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan segala perkara selain Dia adalah batil dan sesat. “Kemudian mereka berpaling,” dari kebenaran dan menghalang-halangi manusia dari kebenaran itu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Oktober 2014

Tidak ada komentar: