Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Oktober 23, 2014

Berbaik Sangka Dan Takut Kepada Allah



Imam Al-Qurthubi dalam bukunya “Rahasia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat mengingatkan bahwa, berbaik sangka kepada Allah seharusnya lebih kental mendominasi seorang hamba saat hendak meninggal dunia daripada saat ia masih dalam keadaan sehat wal afiat. Sebagai imbalannya, Allah berjanji akan mengasihinya dan mengampuni dosa-dosanya.
Bagi orang yang berada didekatnya harus mau mengingatkannya supaya ia masuk ke dalam firman Allah :” Aku tergantung bagaimana sangkaan hamba-Ku kepada Ku. Silakan ia menyangka-ku sekehendaknya”. Demikian diriwayatkan oleh Ahmad dan Hakim.
Diriwayatkan oleh  Muslim dari Jabir bahwa tiga hari sebelum wafat Rasulullah bersabda:”Janganlah salah sorang  kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sedang berbaik sangka kepada Allah”. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari.

Hadits tersebut juga disebutkan oleh Ibnu Abud Dun-ya dalam kitab Husnu ash-Zhan Billah. Ia menambahkan,” Sesungguhnya ada suatu kaum yang dibinasakan oleh Allah karena mereka berburuk sangka kepada Allah. Maka, Allah Yang Maha Memberkati lagi Maha Luhur berfirman kepada mereka:
Dan yang dmikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu. Dia telah membinasakan kamu. Maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Fushshilat 33)
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang pemuda yang sedang dalam keadaan kritis. Beliau bertanya:” Bagaimana perasaanmu? Ia menjawab:” Selain berharap kepada Allah, aku juga menghawatirkan dosa-dosaku”. Lalu Rasulullah bersabda:” Jika dalam hati seorang hamba yang mukmin ada dua perasaan seperti itu, Allah tentu akan mengabulkan harapannya dan menyelamatkannya dari apa yang ia takutkan”. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Tirmidzi. Katanya, ini hadits hasan sekaligus gharib. Hadits ini juga diriwayatkan dari Tsabit dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam secara mursal.
At-Tirmidzi dalam kitabnya An-Nawadir al-Ushul Dasar ke 86 mengatakan bahwa ia mendengar dari Yahya bin Habib, dari Ady, dari Basyar al-Mufdhal, dari Auf, bahwa al-Hasan berkata:” Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:” Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung berfirman:” Aku tidak menghimpun pada hamba-Ku dua ketakutan sekaligus dan tidak menghimpun dua rasa aman sekaligus. Barangsiapa yang takut pada Ku di dunia, Aku akan membuatnya aman di akhirat. Dan, barangsiapa yang merasa aman dari Ku di dunia, Aku akan membuatnya takut di akhirat”.
Bersumber dari Abu Bakar bin Sabiq al-Umawi, dari Abu Malik al-Janbi, dari Jaubir, dari adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas dan Dari Rasulullah bahwa menyinggung tentang Munajat Nabi Musa, Allah berfirman:” Wahai Musa, sesungguhnya setiap hamba-Ku yang bertemu Aku pada hari kiamat nanti, pasti akan Aku periksa apa yang ada padanya kecuali dua sifat wira’i atau ketakutan.  Aku merasa malu kepada mereka, memberi tangguh kepada mereka, memuliakan mereka, dan memasukkan mereka ke surga tanpa hisab”. Lalu Rasulullah bersabda:” Barangsiapa yang merasa malu kepada Allah di dunia dari apa yang telah ia lakukan, Allah pun merasa malu untuk memeriksa dan menanyainya. Tidak mungkin terkumpul dua rasa malu sekaligus padanya, sbagaimana juga tidak mungkin terkumpul dua rasa takut sekaligus padanya”.
(Sumber: Rahasia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat- Imam Al-Qurthubi)

Tidak ada komentar: