Imam Al-Qurthubi dalam bukunya “Rahasia Kematian, Alam
Akhirat & Kiamat mengingatkan bahwa, berbaik sangka kepada Allah seharusnya
lebih kental mendominasi seorang hamba saat hendak meninggal dunia daripada saat
ia masih dalam keadaan sehat wal afiat. Sebagai imbalannya, Allah berjanji akan
mengasihinya dan mengampuni dosa-dosanya.
Bagi orang yang berada didekatnya harus mau mengingatkannya
supaya ia masuk ke dalam firman Allah :” Aku tergantung bagaimana sangkaan
hamba-Ku kepada Ku. Silakan ia menyangka-ku sekehendaknya”. Demikian
diriwayatkan oleh Ahmad dan Hakim.
Diriwayatkan oleh
Muslim dari Jabir bahwa tiga hari sebelum wafat Rasulullah bersabda:”Janganlah
salah sorang kalian meninggal dunia
kecuali dalam keadaan sedang berbaik sangka kepada Allah”. Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Bukhari.
Hadits tersebut juga disebutkan oleh Ibnu Abud Dun-ya dalam
kitab Husnu ash-Zhan Billah. Ia menambahkan,” Sesungguhnya ada suatu kaum yang
dibinasakan oleh Allah karena mereka berburuk sangka kepada Allah. Maka, Allah
Yang Maha Memberkati lagi Maha Luhur berfirman kepada mereka:
Dan yang dmikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu
sangka terhadap Tuhanmu. Dia telah membinasakan kamu. Maka jadilah kamu
termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Fushshilat 33)
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang pemuda yang sedang dalam keadaan
kritis. Beliau bertanya:” Bagaimana perasaanmu? Ia menjawab:” Selain berharap
kepada Allah, aku juga menghawatirkan dosa-dosaku”. Lalu Rasulullah bersabda:” Jika
dalam hati seorang hamba yang mukmin ada dua perasaan seperti itu, Allah tentu
akan mengabulkan harapannya dan menyelamatkannya dari apa yang ia takutkan”.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Tirmidzi. Katanya, ini hadits hasan sekaligus
gharib. Hadits ini juga diriwayatkan dari Tsabit dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam secara mursal.
At-Tirmidzi dalam kitabnya An-Nawadir al-Ushul Dasar ke 86
mengatakan bahwa ia mendengar dari Yahya bin Habib, dari Ady, dari Basyar
al-Mufdhal, dari Auf, bahwa al-Hasan berkata:” Aku pernah mendengar Rasulullah
bersabda:” Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi
Maha Agung berfirman:” Aku tidak menghimpun pada hamba-Ku dua ketakutan
sekaligus dan tidak menghimpun dua rasa aman sekaligus. Barangsiapa yang takut
pada Ku di dunia, Aku akan membuatnya aman di akhirat. Dan, barangsiapa yang
merasa aman dari Ku di dunia, Aku akan membuatnya takut di akhirat”.
Bersumber dari Abu Bakar bin Sabiq
al-Umawi, dari Abu Malik al-Janbi, dari Jaubir, dari adh-Dhahhak, dari Ibnu
Abbas dan Dari Rasulullah bahwa menyinggung tentang Munajat Nabi Musa, Allah
berfirman:” Wahai Musa, sesungguhnya setiap hamba-Ku yang bertemu Aku pada hari
kiamat nanti, pasti akan Aku periksa apa yang ada padanya kecuali dua sifat
wira’i atau ketakutan. Aku merasa malu
kepada mereka, memberi tangguh kepada mereka, memuliakan mereka, dan memasukkan
mereka ke surga tanpa hisab”. Lalu Rasulullah bersabda:” Barangsiapa yang
merasa malu kepada Allah di dunia dari apa yang telah ia lakukan, Allah pun
merasa malu untuk memeriksa dan menanyainya. Tidak mungkin terkumpul dua rasa
malu sekaligus padanya, sbagaimana juga tidak mungkin terkumpul dua rasa takut
sekaligus padanya”.
(Sumber: Rahasia Kematian, Alam Akhirat &
Kiamat- Imam Al-Qurthubi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar