Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Oktober 12, 2014

Tuntutlah Ilmu Walaupun Sampai Ke Negeri Cina



Tuntutlah Ilmu Sekalipun Ke negeri Cina
Menurut Muhammad Nashiruddin Al-Albani, riwayat ini batil. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Adi II/207, Abu Naim dalam Akhbar Ashbahan II/106, al-Khatib dalam at-Tarikh IX/364  dan sebagainya, yang kesemuanya dengan sanad dari al-Hasan bin Athiyah, dari Abu Atikah Tharif bin Salman, dari Anas bin Malik r.a. Kemudian semuanya menambahkan lafazh fa inna thalabal ilmi faridlatun ‘ala kulli muslimin. Ibnu Adi berkata:” Tambahan kata walaw bish Shin kami tidak mengenalinya kecuali hanya datang dari al-Hasan bin Athiyah”. Begitu pula pernyataan al-Khatib dalam kitab Tarikh seperti dikutip Ibnul Muhib dalam al-Fawa’id.

Kelemahan riwayat ini terletak pada Abu Atikah yang telah disepakati muhadditsin sebagai perawi sanad yang sangat dha’if. Bahkan oleh Imam Bukhari dinyatakan munkar riwayatnya. Begitu pula jawaban Imam Ahmad bin Hambal ketika ditanya tentang Abu Atikah ini.
Ringkasnya, susunan dari hadits diatas adalah sangat dha’if atau bahkan sampai pada derajat batil. Saya kira kebenaran ada pada ucapan Ibnu Hibban dan Ibnul Jauzi yang berkata bahwa hadits diatas tidak ada sanadnya yang baik atau bahkan dianggap baik sampai derajat dapat dikuatkan atau saling menguatkan antara satu sanad dengan sanad yang lainnya.
Adapun bagian kedua (tambahannya), mungkin dapat dinaikkan derajatnya kepada hadits hasan, seperti yang diutarakan oleh al-Mazi sebab sanadnya banyak yang bersumber pada Anas r.a. Dalam hal ini dari hasil penyelidikan yang saya lakukan, saya telah menemukan delapan sanad yang dapat diandalkan yang kesemuanya bersumber kepada sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya adalah Anas r.a, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud, Ali, Abu Said, dan sebagainya. Hingga kinipun saya masih menelitinya hingga saya benar-benar yakin dalam memvonis sahih, hasan, ataupun dha’ifnya sanad-sanad tersebut. Wallahu a’lam. (Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Silsilah Hadits Dha’if Dan Maudhu’, jilid 1)
Pekanbaru, September 2014

Tidak ada komentar: