Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, November 20, 2014

Pengaruh Jin Dan Setan Terhadap Manusia



Apabila setan mendapati seseorang mengingat dunia, berbagai kesenangan, beraneka kelezatan, dan semua yang menyusup kedalam hati dengan perantara indera atau hayalan, niscaya setan menjadikannya sebagai jalan untuk menggoda dan menyesatkannya. Dengan begitu, manusia akan menjadi sekutunya.
Apabila manusia berpaling dari dunia, berbagai kesenangan dan beraneka kelezatan, maka pada saat itu kekuatan ruhani pun bergerak, sehingga malaikat berhasil menambahkan kebaikan dan taufik. Pada saat itu setan tidak mendapati jalan untuk menggoda; bahkan dia jauh dari hati manusia. Adanya “pertempuran” antara malaikat dan setan di “medan” jiwa manusia adalah suatu keniscayaan. Yang demikian itu terjadi sampai terbukanya pintu dihati manusia untuk salah satu dari keduanya sehingga menjadi penguasanya.

Demikian dikemukakan oleh Abdul Karim Muhammad Nashr dalam buku “Shalat Penuh Makna”. Dalam topik tentang perbedaan antara Jin dan Setan, dijelaskannya bahwa Jin dinamakan jin karena mereka tidak tampak dari pandangan manusia. Kata yang berdekatan bunyi dengan kata jin adalah jannah (kebun, taman) dan janin. Kebun disebut jannah karena tanahnya tidak tampak oleh pepohonan, sedangkan janin disebut janin karena tidak tampak oleh karena berada didalam perut. Demikian juga halnya dengan majnun (orang gila; kerasukan jin), karena akalnya tidak berjalan normal.
Jin diciptakan dari nyala api yang jernih tanpa asap. Allah berfirman:
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar dan menciptakan jin dari nyala api.(Ar-Rahman {55}: 14-15)
Mereka diciptakan sebelum manusia. Dalilnya adalah firman Allah:
Sesungguhnya Kami menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, dan Kami menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al-Hijr {15}: 26-27)
Jin juga beranak pinak dan berketurunan. Dalilnya adalah firman Allah:
Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat:” Sujudlah kamu kepada Adam”. Maka mereka bersujud, kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin; ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu menjadikannya dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim.(Al-Kahf {18}: 50)
Mereka adalah makhluk yang berpotensi untuk berilmu dan mengerti. Mereka mempunyai kemampuan yang besar dan keahlian dalam berubah wujud. Mereka juga dibebani kewajiban iman dan ibadah serta dilarang kafir dan maksiat. Allah berfirman:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (Adz-dzariyat {51}: 56-57)
Pada hari kiamat nanti, mereka akan dikumpulkan dan dihisab atas amal perbuatan mereka; lalu mereka akan mendapatkan pahala atau siksa.
Mengenai hukuman bagi jin kafir, Allah berfirman:
Kalimat (keputusan) Rabb mu telah ditetapkan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.( Hud {11}: 119)
Setan adalah jin kafir. Nenek moyang mereka adalah iblis al-la’in (yang terlaknat). Pekerjaan mereka ialah menggoda dan menghasut untuk berbuat jahat serta mengajak manusia untuk berbuat jelek. Hanyasaja, mereka tidak memiliki kuasa untuk mendatangkan manfaat ataupun mudarat. Mereka tidak diberi kekuatan yang tak bisa ditolak. Mereka hanya diberi tipu daya. Allah berfirman:
Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (An-Nisa’ {4}: 76)
Yang jelas, setan memiliki kemampuan untuk menembus bagian dalam/batin manusia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya setan itu berjalan pada anak Adam pada jalan darahnya. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud,dan Imam Ahmad dari Anas. Diriwayatkan juga oleh Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dari Shafiyah binti Huyay)
Didalam Syarh Al-Jami’ush Shaghir karya Al-Munawi disebutkan,” Yakni setan berjalan seperti jalannya darah. Manusia tidak merasakan jalannya (setan itu) sebagaimana (ia tidak merasakan) jalannya darah didalam tubuh. Aspek kemiripannya adalah ketersambungannya yang sangat kuat. Ini adalah kinayah (semacam majas) tentang kemampuan setan dalam menggoda. Atau, setan berjalan pada jalan darah manusia dalam makna hakiki”.
Beliau juga bersabda:” Seandainya setan tidak mengitari hati anak cucu Adam, niscaya mereka dapat melihat kerajaan langit.(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah r.a)
Sebagai kebalikan gangguan setan yang menyeru kepada perbuatan buruk, Allah mengadakan penyeru kepada perbuatan baik, yaitu seruan malaikat. Yang demikian itu, supaya terjadi keseimbangan dalam ujian bagi iradah (kehendak) manusia. Ibnu Mas’ud r.a menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Setiap seorang dari kalian pasti ada setannya”. Para sahabat bertanya:” Termasuk anda, wahai Rasulullah? Beliau menjawab:” Termasuk aku. Hanyasaja Allah membantuku untuk mengalahkannya, sehingga setanku masuk Islam dan tidak memerintahkanku lagi kecuali kepada perbuatan baik”. (HR. Muslim)
Apabila setan mendapati seseorang mengingat dunia, berbagai kesenangan, beraneka kelezatan, dan semua yang menyusup kedalam hati dengan perantara indera atau hayalan, niscaya setan menjadikannya sebagai jalan untuk menggoda dan menyesatkannya. Dengan begitu, manusia akan menjadi sekutunya.
Apabila manusia berpaling dari dunia, berbagai kesenangan dan beraneka kelezatan, maka pada saat itu kekuatan ruhani pun bergerak, sehingga malaikat berhasil menambahkan kebaikan dan taufik. Pada saat itu setan tidak mendapati jalan untuk menggoda; bahkan dia jauh dari hati manusia. Adanya “pertempuran” antara malaikat dan setan di “medan” jiwa manusia adalah suatu keniscayaan. Yang demikian itu terjadi sampai terbukanya pintu dihati manusia untuk salah satu dari keduanya sehingga menjadi penguasanya. Selanjutnya, jika sampai mencapai hati, itu adalah seumpama pencurian.
Catatan:
Ada yang menanyakan, apakah hikmah diciptakannya setan? Sesungguhnya setan adalah ujian dari Allah bagi manusia. Manusia diperintah oleh Allah supaya menjaga diri dari setan dan bisikannya. Selain itu, adanya setan membuat kita jadi mengerti akan hakikat dan esensi diri kita. Allah mengetahui hakikat dan esensi setiap orang, apakah dia termasuk penghuni neraka ataukah penghuni surga. Jika bukan karena adanya setan, niscaya kita tidak akan pernah tahu apakah kita termasuk orang yang taat atau orang yang bermaksiat. Jadi, setan tak lebih sebagai mata-mata yang membuat kita mengerti hakikat dan esensi diri kita. Hanya, setan sendiri tidak tahu bahwa dirinya adalah mata-mata. Karena permusuhannya kepada manusia, setan menggoda manusia dan menyingkap jati diri manusia. Wallahu a’lam. ( Shalat Penuh Makna, Abdul Karim Muhammad Nashr)
Pekanbaru, Nopember 2014.

Tidak ada komentar: