Apabila setan mendapati seseorang mengingat dunia, berbagai
kesenangan, beraneka kelezatan, dan semua yang menyusup kedalam hati dengan
perantara indera atau hayalan, niscaya setan menjadikannya sebagai jalan untuk
menggoda dan menyesatkannya. Dengan begitu, manusia akan menjadi sekutunya.
Apabila manusia berpaling dari dunia, berbagai kesenangan dan
beraneka kelezatan, maka pada saat itu kekuatan ruhani pun bergerak, sehingga
malaikat berhasil menambahkan kebaikan dan taufik. Pada saat itu setan tidak
mendapati jalan untuk menggoda; bahkan dia jauh dari hati manusia. Adanya
“pertempuran” antara malaikat dan setan di “medan” jiwa manusia adalah suatu
keniscayaan. Yang demikian itu terjadi sampai terbukanya pintu dihati manusia
untuk salah satu dari keduanya sehingga menjadi penguasanya.
Demikian dikemukakan oleh Abdul Karim Muhammad Nashr dalam
buku “Shalat Penuh Makna”. Dalam topik tentang perbedaan antara Jin dan Setan,
dijelaskannya bahwa Jin dinamakan jin karena mereka tidak tampak dari pandangan
manusia. Kata yang berdekatan bunyi dengan kata jin adalah jannah (kebun,
taman) dan janin. Kebun disebut jannah karena tanahnya tidak tampak oleh
pepohonan, sedangkan janin disebut janin karena tidak tampak oleh karena berada
didalam perut. Demikian juga halnya dengan majnun (orang gila; kerasukan jin),
karena akalnya tidak berjalan normal.
Jin diciptakan dari nyala api yang jernih tanpa asap. Allah
berfirman:
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar
dan menciptakan jin dari nyala api.(Ar-Rahman {55}: 14-15)
Mereka diciptakan sebelum manusia. Dalilnya adalah firman
Allah:
Sesungguhnya Kami menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, dan Kami
menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al-Hijr {15}:
26-27)
Jin juga beranak pinak dan berketurunan. Dalilnya adalah
firman Allah:
Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat:”
Sujudlah kamu kepada Adam”. Maka mereka bersujud, kecuali iblis. Dia adalah
dari golongan jin; ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu menjadikannya
dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, sedangkan mereka adalah musuhmu?
Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang
zhalim.(Al-Kahf {18}: 50)
Mereka adalah makhluk yang berpotensi untuk berilmu dan
mengerti. Mereka mempunyai kemampuan yang besar dan keahlian dalam berubah
wujud. Mereka juga dibebani kewajiban iman dan ibadah serta dilarang kafir dan
maksiat. Allah berfirman:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan
Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (Adz-dzariyat {51}:
56-57)
Pada hari kiamat nanti, mereka akan dikumpulkan dan dihisab
atas amal perbuatan mereka; lalu mereka akan mendapatkan pahala atau siksa.
Mengenai hukuman bagi jin kafir, Allah berfirman:
Kalimat (keputusan) Rabb mu telah ditetapkan. Sesungguhnya
Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka)
semuanya.( Hud {11}: 119)
Setan adalah jin kafir. Nenek moyang mereka adalah iblis
al-la’in (yang terlaknat). Pekerjaan mereka ialah menggoda dan menghasut untuk
berbuat jahat serta mengajak manusia untuk berbuat jelek. Hanyasaja, mereka
tidak memiliki kuasa untuk mendatangkan manfaat ataupun mudarat. Mereka tidak
diberi kekuatan yang tak bisa ditolak. Mereka hanya diberi tipu daya. Allah
berfirman:
Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (An-Nisa’ {4}: 76)
Yang jelas, setan memiliki kemampuan untuk menembus bagian
dalam/batin manusia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya setan itu berjalan pada anak Adam pada jalan
darahnya. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud,dan Imam Ahmad dari Anas.
Diriwayatkan juga oleh Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dari Shafiyah binti
Huyay)
Didalam Syarh Al-Jami’ush Shaghir karya Al-Munawi
disebutkan,” Yakni setan berjalan seperti jalannya darah. Manusia tidak
merasakan jalannya (setan itu) sebagaimana (ia tidak merasakan) jalannya darah
didalam tubuh. Aspek kemiripannya adalah ketersambungannya yang sangat kuat.
Ini adalah kinayah (semacam majas) tentang kemampuan setan dalam menggoda.
Atau, setan berjalan pada jalan darah manusia dalam makna hakiki”.
Beliau juga bersabda:” Seandainya
setan tidak mengitari hati anak cucu Adam, niscaya mereka dapat melihat
kerajaan langit.(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah r.a)
Sebagai kebalikan gangguan setan
yang menyeru kepada perbuatan buruk, Allah mengadakan penyeru kepada perbuatan
baik, yaitu seruan malaikat. Yang demikian itu, supaya terjadi keseimbangan
dalam ujian bagi iradah (kehendak) manusia. Ibnu Mas’ud r.a menuturkan bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Setiap seorang dari
kalian pasti ada setannya”. Para sahabat bertanya:” Termasuk anda, wahai
Rasulullah? Beliau menjawab:” Termasuk aku. Hanyasaja Allah
membantuku untuk mengalahkannya, sehingga setanku masuk Islam dan tidak
memerintahkanku lagi kecuali kepada perbuatan baik”. (HR. Muslim)
Apabila setan mendapati seseorang
mengingat dunia, berbagai kesenangan, beraneka kelezatan, dan semua yang
menyusup kedalam hati dengan perantara indera atau hayalan, niscaya setan
menjadikannya sebagai jalan untuk menggoda dan menyesatkannya. Dengan begitu,
manusia akan menjadi sekutunya.
Apabila manusia berpaling dari
dunia, berbagai kesenangan dan beraneka kelezatan, maka pada saat itu kekuatan
ruhani pun bergerak, sehingga malaikat berhasil menambahkan kebaikan dan
taufik. Pada saat itu setan tidak mendapati jalan untuk menggoda; bahkan dia
jauh dari hati manusia. Adanya “pertempuran” antara malaikat dan setan di
“medan” jiwa manusia adalah suatu keniscayaan. Yang demikian itu terjadi sampai
terbukanya pintu dihati manusia untuk salah satu dari keduanya sehingga menjadi
penguasanya. Selanjutnya, jika sampai mencapai hati, itu adalah seumpama
pencurian.
Catatan:
Ada yang menanyakan, apakah hikmah
diciptakannya setan? Sesungguhnya setan adalah ujian dari Allah bagi manusia.
Manusia diperintah oleh Allah supaya menjaga diri dari setan dan bisikannya.
Selain itu, adanya setan membuat kita jadi mengerti akan hakikat dan esensi
diri kita. Allah mengetahui hakikat dan esensi setiap orang, apakah dia
termasuk penghuni neraka ataukah penghuni surga. Jika bukan karena adanya
setan, niscaya kita tidak akan pernah tahu apakah kita termasuk orang yang taat
atau orang yang bermaksiat. Jadi, setan tak lebih sebagai mata-mata yang
membuat kita mengerti hakikat dan esensi diri kita. Hanya, setan sendiri tidak
tahu bahwa dirinya adalah mata-mata. Karena permusuhannya kepada manusia, setan
menggoda manusia dan menyingkap jati diri manusia. Wallahu a’lam. ( Shalat
Penuh Makna, Abdul Karim Muhammad Nashr)
Pekanbaru, Nopember
2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar