Dalam memahami nilai-nilai agama, kita perlu sangat
berhati-hati. Tidak mudah menerima ungkapan-ungkapan yang tidak jelas
sumbernya. Apalagi jika berhubungan dengan ibadah.
Salah satu bentuk kehati-hatian kita dalam beribadah ialah
tidak melakukannya menurut ungkapan yang tidak benar. Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir-dalam catatan kaki- memberikan penjelasan tentang sebuah ungkapan sebagai berikut:
Namun, dalam masyarakat Islam kita masih tetap ada orang yang
mengulang-ulang ungkapan yang katanya berasal dari Ali r.a padahal Ali tidak memiliki ungkapan seperti
itu dan terbebas dari orang yang mengungkapkannya. Ungkapan itu ialah:” Tuhanku, tidaklah
aku beribadah kepada-Mu karena takut neraka-Mu dan bukan karena menginginkan
surga-Mu, namun aku menyembah-Mu karena Engkau adalah Tuhan yang berhak
disembah”.
Apakah logis jika orang semacam Ali yang diridai oleh Allah
dan dia rida kepada-Nya mengungkapkan ungkapan seperti itu? Allah Ta’ala
berfirman:” Dan berdoalah kamu kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh
harap”. Sangatlah tidak mungkin jika Ali memiliki ungkapan seperti itu yang
direkayasa oleh orang-orang yang melahap hati islam karena marah dan benci
kepada islam dan kaum Muslimin; kemudian mereka menyelundupkan ungkapan seperti
itu kepada kaum Muslimin dan menisbatkannya kepada orang-orang yang bersih,
seperti Ali, sehingga ungkapan itupun disantap oleh kaum Muslimin awam dan oleh
sebagian kaum cendekianya lantaran percaya bahwa ungkapan itu dari Ali, padahal
dia terbebas daripadanya. Namun, Allah menakdirkan bagi kaum Muslimin
ketersingkapan para musuh Islam dan keruntuhan kekuasaan mereka. Kepunyaan
Allah-lah segala puja dan karunia.
Ungkapan diatas pun dikaitkan kepada Rabi’ah al-adawiyah.
Namun kami memandang hal itupun mustahil berasal dari dia karena tidak ada
seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir yang mengungkapkan
ungkapan seperti itu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i,
Jilid 2, halaman 267)
Pekanbaru, Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar