Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Minggu, Desember 21, 2014

Beribadah Bukan Takut Neraka Dan Ingin Surga



Dalam memahami nilai-nilai agama, kita perlu sangat berhati-hati. Tidak mudah menerima ungkapan-ungkapan yang tidak jelas sumbernya. Apalagi jika berhubungan dengan ibadah.
Salah satu bentuk kehati-hatian kita dalam beribadah ialah tidak melakukannya menurut ungkapan yang tidak benar. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir-dalam catatan kaki- memberikan penjelasan tentang sebuah ungkapan  sebagai berikut:
Namun, dalam masyarakat Islam kita masih tetap ada orang yang mengulang-ulang ungkapan yang katanya berasal dari Ali r.a  padahal Ali tidak memiliki ungkapan seperti itu dan terbebas dari orang yang mengungkapkannya. Ungkapan itu ialah:” Tuhanku, tidaklah aku beribadah kepada-Mu karena takut neraka-Mu dan bukan karena menginginkan surga-Mu, namun aku menyembah-Mu karena Engkau adalah Tuhan yang berhak disembah”.

Apakah logis jika orang semacam Ali yang diridai oleh Allah dan dia rida kepada-Nya mengungkapkan ungkapan seperti itu? Allah Ta’ala berfirman:” Dan berdoalah kamu kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap”. Sangatlah tidak mungkin jika Ali memiliki ungkapan seperti itu yang direkayasa oleh orang-orang yang melahap hati islam karena marah dan benci kepada islam dan kaum Muslimin; kemudian mereka menyelundupkan ungkapan seperti itu kepada kaum Muslimin dan menisbatkannya kepada orang-orang yang bersih, seperti Ali, sehingga ungkapan itupun disantap oleh kaum Muslimin awam dan oleh sebagian kaum cendekianya lantaran percaya bahwa ungkapan itu dari Ali, padahal dia terbebas daripadanya. Namun, Allah menakdirkan bagi kaum Muslimin ketersingkapan para musuh Islam dan keruntuhan kekuasaan mereka. Kepunyaan Allah-lah segala puja dan karunia.
Ungkapan diatas pun dikaitkan kepada Rabi’ah al-adawiyah. Namun kami memandang hal itupun mustahil berasal dari dia karena tidak ada seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir yang mengungkapkan ungkapan seperti itu. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Jilid 2, halaman 267)
Pekanbaru, Oktober 2014

Tidak ada komentar: