Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Desember 25, 2014

Mengenal Sifat Iblis



Dalam kehidupan beragama, kita perlu sangat berhati-hati ketika membuat analogi. Kesalahan membuat analogi dapat berakibat fatal. Itulah yang terjadi pada iblis. Si iblis laknatullah telah membuat analogi yang menyimpang dan salah melalui pengakuannya bahwa api itu lebih baik daripada tanah, sebab tanah itu berkarakteristik lembek, lunak dan halus. Kesalahan melakukan analogi, membawa iblis kepada kesombongan sehingga tidak mau melaksanakan perintah Allah Ta’ala. Penjelasan mengenai hal ini dapat kita lihat dalam “Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir”:
Allah Ta’ala berfirman:” Apa yang menghalangimu untuk bersujud pada saat Aku menyuruhmu? Iblis menjawab:” Aku adalah lebih baik daripada dia. Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakan dia dari tanah”. (QS. Al-A’raaf:  12)

Allah Ta’ala berfirman,” Apa yang menghalangimu untuk bersujud pada saat Aku menyuruhmu? Apa yang mengokohkanmu dan memaksamu untuk tidak bersujud kepada Adam tatkala Aku menyuruhmu untuk melakukannya? Jawab iblis, semoga Allah melaknatnya,” Aku adalah lebih baik dari dia”, merupakan alasan yang lebih besar dari dosa, yaitu aku lebih baik daripada dia, maka bagaimana mungkin Engkau menyuruhku bersyujud kepadanya? Kemudian iblis menerangkan bahwa dia lebih baik daripada Adam karena dia diciptakan dari api dan api itu lebih mulia daripada tanah yang menjadi bahan pembuatan Adam. Jadi si terkutuk memandang kepada unsur asalnya, tidak melihat kepada kemuliaan dan keagungan Adam  yang diciptakan oleh tangan-Nya dan ditiupkan kepadanya roh-Nya. Si iblis laknatullah telah membuat analogi yang menyimpang dan salah melalui pengakuannya bahwa api itu lebih baik daripada tanah, sebab tanah itu berkarakteristik lembek, lunak dan halus; tanah itu tempat tanam-tanaman, pertumbuhan pertambahan dan perbaikan. Sedangkan api itu berkarakteristik membakar, serampangan dan tergesa-gesa.Oleh karena itu, iblis menghianati unsurnya dan Adam memanfaatkan unsurnya dengan cara kembali, inabah, tenang, berserah diri kepada perintah Allah Ta’ala, mengaku dan mencari tobat dan ampunan.
Dalam shahih Muslim dikatakan dari Aisyah r.a dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Malaikat dicipta dari cahaya, iblis dicipta dari nyala api dan Adam diciptakan dari yang disifatkan kepada kamu.
Sehubungan dengan firman Allah Ta’ala,” Engkau telah menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakan dia dari tanah,” Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasan, dia berkata bahwa iblis melakukan perbandingan dan dialah yang pertama kali melakukan perbandingan. Sanad riwayat ini sahih. Ibnu Jarir pun meriwayatkan dari Ibnu Sirin, dia berkata bahwa sesungguhnya orang yang pertama melakukan analogi ialah iblis. Tidaklah matahari dan bulan disembah, kecuali melalui cara membandingkan. Sanad riwayat ini juga sahih. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Nopember 2014.

Tidak ada komentar: