Ketenangan jiwa sangat dibutuhkan oleh manusia. Dalam kondisi
ketenangan jiwa itulah kehidupan terasa penuh makna. Sebaliknya, kegundahan,
sesak dada dan pupus harapan adalah kondisi yang coba dihindari. Salah dalam
menempuh jalan untuk mendapatkan ketenangan jiwa serta menghindari kegundahan,
berakibat semakin jauhnya ketenangan dan dapat saja menambah kegundahan.
Jalan terbaik untuk mendapatkan ketenangan jiwa serta
menjauhkan kegundahan adalah dengan mendirikan shalat bersungguh-sungguh sesuai
kaidah-kaidahnya. Abdul Karim Muhammad Nashr dalam buku Shalat Penuh Makna menjelaskan hal ini.
Dalam kehidupan ini manusia banyak menghadapi kesedihan,
derita, kegundahan, sesak dada, dan pupusnya harapan. Sebagian manusia berusaha
untuk membebaskan diri dari berbagai kondisi kejiwaan ini, atau lebih tepatnya
lari darinya dengan cara minum minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Padahal
dalam keduanya tidak ada faedah sama sekali. Sebaliknya, derita dan kesedihannya
akan berlipat ganda. Dalam keadaan itu, perumpamaannya seperti orang yang minum
air laut; semakin banyak diminum, semakin dahsyadlah hausnya. Hal itu disamping
menyia-nyiakan kesehatannya dan menghabiskan hartanya. Sayangnya, tak lama
kemudian ia akan kembali menghadapi realita dan semakin bertambahlah derita dan
penyesalannya atas perbuatan setan yang tidak mendatangkan manfaat itu.
Adapun shalat, ia dapat mengantarkan kepada ketenangan jiwa,
mengusir kegundahan dan memenuhi berbagai kebutuhan. Dasarnya adalah:
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada
Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. (Al-Baqarah: 153)
Maknanya, mintalah pertolongan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan mengusir kesedihan dengan bersikap teguh dan senantiasa
mengerjakan shalat. Menurut tinjauan bahasa, shalat berarti doa. Sudah menjadi
kelaziman bagi seseorang untuk meminta semua keinginannya kepada Dzat yang
telah menciptakannya, mengadukan segala kegundahan dan kesedihannya kepada-Nya,
dan mengetuk pintu rahmat-Nya.
Doa adalah terapi ruhani yang dapat meringankan derita dan
kesedihannya saat ia bersandar kepada Penciptanya yang mengabulkannya doanya
dan meringankan kesulitan-kesulitannya. Jika seseorang berdiri mengerjakan
shalat, kegundahan dan kesedihannya pun akan sirna. Dadanya akan menjadi lapang
dan dia pun mendapatkan ketenteraman jiwa...(Shalat Penuh Makna, Abdul Karim
Muhammad Nashr)
Pekanbaru, Desember 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar