Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Januari 01, 2015

Shalat Dapat Mengantarkan Kepada Ketenangan Jiwa (Manfaat Shalat)



Ketenangan jiwa sangat dibutuhkan oleh manusia. Dalam kondisi ketenangan jiwa itulah kehidupan terasa penuh makna. Sebaliknya, kegundahan, sesak dada dan pupus harapan adalah kondisi yang coba dihindari. Salah dalam menempuh jalan untuk mendapatkan ketenangan jiwa serta menghindari kegundahan, berakibat semakin jauhnya ketenangan dan dapat saja menambah kegundahan.
Jalan terbaik untuk mendapatkan ketenangan jiwa serta menjauhkan kegundahan adalah dengan mendirikan shalat bersungguh-sungguh sesuai kaidah-kaidahnya. Abdul Karim Muhammad Nashr dalam buku Shalat Penuh Makna menjelaskan hal ini.

Dalam kehidupan ini manusia banyak menghadapi kesedihan, derita, kegundahan, sesak dada, dan pupusnya harapan. Sebagian manusia berusaha untuk membebaskan diri dari berbagai kondisi kejiwaan ini, atau lebih tepatnya lari darinya dengan cara minum minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Padahal dalam keduanya tidak ada faedah sama sekali. Sebaliknya, derita dan kesedihannya akan berlipat ganda. Dalam keadaan itu, perumpamaannya seperti orang yang minum air laut; semakin banyak diminum, semakin dahsyadlah hausnya. Hal itu disamping menyia-nyiakan kesehatannya dan menghabiskan hartanya. Sayangnya, tak lama kemudian ia akan kembali menghadapi realita dan semakin bertambahlah derita dan penyesalannya atas perbuatan setan yang tidak mendatangkan manfaat itu.
Adapun shalat, ia dapat mengantarkan kepada ketenangan jiwa, mengusir kegundahan dan memenuhi berbagai kebutuhan. Dasarnya adalah:
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 153)
Maknanya, mintalah pertolongan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan mengusir kesedihan dengan bersikap teguh dan senantiasa mengerjakan shalat. Menurut tinjauan bahasa, shalat berarti doa. Sudah menjadi kelaziman bagi seseorang untuk meminta semua keinginannya kepada Dzat yang telah menciptakannya, mengadukan segala kegundahan dan kesedihannya kepada-Nya, dan mengetuk pintu rahmat-Nya.
Doa adalah terapi ruhani yang dapat meringankan derita dan kesedihannya saat ia bersandar kepada Penciptanya yang mengabulkannya doanya dan meringankan kesulitan-kesulitannya. Jika seseorang berdiri mengerjakan shalat, kegundahan dan kesedihannya pun akan sirna. Dadanya akan menjadi lapang dan dia pun mendapatkan ketenteraman jiwa...(Shalat Penuh Makna, Abdul Karim Muhammad Nashr)
Pekanbaru, Desember 2014.

Tidak ada komentar: