Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Januari 08, 2015

Kekafiran, Kemunafikan Dan Kemaksiatan Merupakan Kerusakan



Dan dikatakan kepada mereka:” Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi”, mereka berkata:” Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang Yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12)
Yang dimaksud dengan “kerusakan” disini ialah kekafiran, kemunafikan dan kemaksiatan. Maka firman Allah Ta’ala:” Dan apabila dikatakan kepada mereka, janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi,” maksudnya ialah kekafiran, kemunafikan dan kemaksiatan di muka bumi. Karena orang yang menentang perintah Allah atau menyuruh berbuat maksiat, berarti ia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena kemaslahatan hanya akan terwujud dengan ketaatan.

Kaum munafik menduga bahwa dengan mengaku beriman, mereka dapat menipu kaum mukmin, tetapi Allah menelanjangi rahasia mereka supaya kaum mukmin tidak terpedaya oleh mereka, lalu menjadikan mereka sebagai pemimpin, sedangkan mereka pada hakikatnya adalah kaum munafik. Jadi, penetapan kaum munafik sebagai pemimpin oleh orang-orang yang beriman yang sebenarnya mereka musuh nyata kaum mukmin, merupakan kerusakan yang besar dimuka bumi. Karena lahiriah mereka tampak sebagai mukmin, maka ihwal mereka menjadi samar bagi kaum mukmin sehingga hampir saja terjadi kerusakan akibat ulah mereka, sebab merekalah yang menipu kaum mukmin dengan omongan mereka yang sama sekali tidak benar.
Mereka berkomplot dengan kaum kafir terhadap kaum mukmin. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:” Dan apabila dikatakan kepada mereka, janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi”, maka mereka berkata:” Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berbuat kebaikan”. Sesungguhnya kami hendak mendamaikan kelompok mukmin dan kelompok kafir yang berasal dari kelompok musyrikin dan ahli kitab. Namun, Allah memperlihatkan apa yang mereka sembunyikan dan yang terdapat dalam hati mereka. Allah mendustakan mereka dengan firman-Nya:” Ingatlah, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”. Yakni, apa yang mereka pegang dan duga sebagai perbuatan ishlah tiada lain adalah kerusakan itu sendiri. Namun, karena kebodohannya, mereka tidak menyadari keberadaan ishlah itu sebagai kerusakan. Ya Allah, teguhkanlah kami dalam memeluk  agama-Mu dan menaati-Mu, dan jadikanlah kami dari kalangan kaum mukmin yang tidak bertentangan antara lahir dan batin kami. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Desember 2014.

Tidak ada komentar: