Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Januari 15, 2015

Kisah Perang Badar (Pertolongan Seribu Malaikat)



Ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia memperkenankanmu,” Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. Dan Allah tidak menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. Al-Anfaal: 9-10)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar bin Khaththab r.a dia berkata.” Ketika terjadi peristiwa Badar, nabi melihat para sahabatnya yang berjumlah 310 dan beliau melihat kaum musyrikin yang ternyata sebanyak seribu lebih”. Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kiblat dengan mengenakan selendang dan kainnya seraya bersabda:

Ya Allah, penuhilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau memusnahkan kelompok pemeluk Islam ini, maka Engkau tidak akan pernah disembah lagi di muka bumi. (HR. Ahmad)
Umar berkata, “Maka beliau senantiasa meminta pertolongan dan berdoa kepada Tuhannya hingga selendangnya jatuh dari pundaknya. Kemudian, Abu Bakar mengambilnya dan menyimpannya ke posisi semula. Lalu, Abu Bakar pun ikut berdoa di belakangnya dengan tekun. Abu Bakar berkata,” Wahai nabi Allah, cukuplah bagimu pengingatanmu kepada Tuhanmu. Sesungguhnya, Dia akan memenuhi apa yang telah Dia janjikan kepadamu”. Maka, Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat:” Ingatlah ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia memperkenankanmu,” Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. Maka, tibalah saatnya dua pasukan bertemu. Allah mengalahkan kaum musyrikin. Dia membunuh dan menawan 70 orang musyrik”.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia berkata,’ Aku menyatakan perjanjian kepada al-Miqdad bin al-Aswad agar aku menjadi sahabatnya yang lebih dicitai daripada  kepada orang lain. Al-Miqdad menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mendoakan buruk kepada musyrikin. Miqdad berkata,”Kami tidak mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh kaum Musa,’Pergilah kamu dan Tuhanmu, lalu berperanglah’. Namun, kami akan berperang disebelah kanan, di kiri, di depan dan belakangmu.’ Maka, aku melihat wajah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam cerah karena bahagia”.
Al-Bukhari meriwayatkan pula, bahwa Ibnu Abbas berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Ya Allah, aku mengharapkan akan janji Mu. Ya Allah, jika engkau menghendaki maka Engkau tidak akan disembah lagi.
Lalu, Abu Bakar memegang tangannya seraya berkata, “Cukuplah Bagimu”. Kemudian, Abu Bakar dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beranjak seraya berkata,”Dia akan membinasakan semuanya dan mereka berpaling kebelakang”.
Firman Allah Ta’ala: ,” Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”, yaitu sebagai bantuan dan dukungan bagimu. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas, dia berkata:” Allah membantu nabi-Nya dan kaum mukminin dengan seribu malaikat. Lima ratus malaikat dipimpin oleh Jibril di sebelah kanan dan lima ratus lagi dipimpin oleh Israfil disebelah kiri”.
Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,” Ketika seorang muslim mengejar seorang musyrikin di depannya, tiba-tiba dia mendengar sebuah hantaman cambuk dari atas dan suara penunggang kuda yang berteriak,” Majulah Haizum”. Tiba-tiba dia melihat orang musyrik yang di depannya  itu terjungkal dengan telentang. Orang muslim itu memeriksanya, ternyata tubuhnya memar dan wajahnya terbelah seperti bekas hantaman cambuk. Orang itu dikerumuni, kemudian datanglah seorang Anshar, lalu menceritakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda,” Engkau benar, Itulah bantuan dari langit ketiga”.
Al- Bukhari meriwayatkan dari Rifa’ah dari Rafi’ az-Zurqa’, salah seorang pelaku peristiwa Badar berkata:
Jibril datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya:” Bagaimana kamu menganggap para pejuang Perang Badar dari kalanganmu? Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:” Dari golongan kaum Muslimin terbaik”. Jibril berkata:” Demikian pula yang hadir pada Perang Badar dari kalangan malaikat. (HR. Bukhari)
Dalam Shahihain dikatakan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Umar r.a tatkala bermusyawarah dengannya soal terbunuhnya Hatib bin Abi Balta’ah:
Dia sahid Perang Badar. Engkau tidak tahu boleh jadi Allah telah memperlihatkan orang itu kepada pelaku peristiwa Badar.”Dengan firman-Nya: Lakukanlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Aku telah mengampunimu”.
Firman Allah Ta’ala:” Dan Allah tidak menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira”, yaitu Allah tidak menjadikan utusan malaikat dan pemberitahuannya kepadamu, melainkan sebagai kabar gembira “dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya”. Jika bukan demikian, maka Dia Mahakuasa untuk menolongmu dalam mengalahkan musuhmu dan menenteramkan hatimu.
Dan pertolongan itu hanyalah dari sisi Allah”, bukan dari selain-Nya. Ayat ini seperti firman Allah Ta’ala,”Demikianlah, apabila Allah menghendaki, niscaya Dia akan membinasakan mereka,” dengan menyiksa umat-umat terdahulu melalui aneka peristiwa dahsyat yang meliputi umat-umat yang mendustakan,”Tetapi Allah hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain”. Terbunuhnya kaum kafir oleh kaum Mukminin adalah sangat menghinakan kaum kafir dan menghibur hati kaum Mukminin sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:” Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang yang beriman”. (at-Taubah; 14)
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:” Sesungguhnya Allah Mahaperkasa”, yaitu kepunyaan Allah lah keperkasaan itu, kepunyaan rasul-Nya dan kaum mukminin di dunia dan di akhirat.” Lagi Mahabijaksana” terhadap pensyariatan memerangi kaum kafir walaupun Dia berkuasa untuk menghancurkan dan membinasakan mereka dengan upaya dan kekuatan Allah Ta’ala. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i)
Pekanbaru, Januari 2015.




Tidak ada komentar: