Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, Maret 19, 2015

Hubungan Antara Cinta Dan Peribadahan


Kebanyakan orang yang mengaku cinta kepada Allah adalah orang yang paling jauh dari mengikuti sunnah, beramar ma’ruf nahi munkar dan berjihat di jalan Allah. Lebih tragis lagi ia mengaku sebagai orang yang paling sempurna jalan cintanya dibanding orang lain. Menurut sangkaannya, jalan cinta kepada Allah itu tidak disertai kecemburuan dan kemarahan karena Allah. Hal ini menyelisihi petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah. Demikian dikemukakan oleh DR. Majdi Al-Hilali dalam bukunya “Mencintai & Dicintai Allah”.
Diingatkan, beribadah dengan cinta saja itu berbahaya dan bisa menggelincirkan.
Ibnu Taimiyah berkata:”Cinta yang murni itu akan menyenangkan jiwa, hingga dikhawatirkan hawa nafsu akan menguasainya jika ia tidak dibatasi dengan rasa takut kepada Allah. Hingga berkatalah orang yahudi dan nasrani:
...kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya...(Al-Maidah 5: 18)

Oleh karena itu, ukuran cinta sejati kepada Allah adalah munculnya tanda-tanda cinta. Yaitu tanda-tanda yang telah dijelaskan Allah dalam Kitab-Nya dan diterangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Sunnahnya.
Ibnu Taimiyah berkata:” Mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan syari’atnya adalah bukti kecintaan kita kepada Allah. Sebagaimana halnya jihat di jalan Allah, mencintai wali-wali-Nya dan memusuhi musuh-musuh-Nya merupakan hakikat cinta kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Ikatan iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.(Hadits hasan, dihasankan oleh Al-Albani)
Kebanyakan orang yang mengaku cinta kepada Allah adalah orang yang paling jauh dari mengikuti sunnah, beramar ma’ruf nahi munkar dan berjihat di jalan Allah. Lebih tragis lagi ia mengaku sebagai orang yang paling sempurna jalan cintanya dibanding orang lain. Menurut sangkaannya, jalan cinta kepada Allah itu tidak disertai kecemburuan dan kemarahan karena Allah. Hal ini menyelisihi petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena itulah disebutkan dalam sebuah hadits ma’tsur,” Pada hari kiamat nanti Allah Ta’ala berfirman: “ Dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku. Pada hari ini Aku akan menaunginya dalam naungan-Ku di saat tidak ada lagi naungan selain naungan-Ku.” (HR. Muslim)
Firman Allah:”Dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan Allah”, kalimat ini merupakan penjelasan atas apa yang ada di dalam hati mereka berupa pengagungan kepada Allah dan kecintaan kepada-Nya. Dengan keadaan seperti itu ia akan menjaga hukum-hukum Allah. Jadi, orang-orang yang tidak menjaga hukum-hukum Allah itu lantaran lemahnya keimanan dalam hati mereka.(Mencintai Dan Dicintai Allah, DR. Majdi Al-Hilali)

Tidak ada komentar: