Memenuhi keinginan-keinginan palsu yang menjadikan kemurkaan
Tuhan hanyalah akan menjadikan pemuda harus membayar yang mahal; ia harus
membayarnya dengan merelakan dirinya diazab kelak pada hari kiamat.
Bersenang-senang dengan lagu dan musik tidak lebih dan tidak kurang adalah
perdayaan syetan, dan ia akan cepat binasa. Demikian ditegaskan oleh Shalih bin
Muqbil Al-Ushaimi dalam bukunya “29 Sebab Tertutupnya Pintu Hidayah (judul aslinya:”Mu’awiqatul
Hidayah”)
Dijelaskannya, banyak orang yang kecanduan nyanyian dan
musik. Padahal tak perlu lagi didiskusikan bahwa nyanyian dan musik hukumnya
adalah haram.
Setiap kali ada pemuda atau pemudi yang ingin mentaati ajaran
agamanya, serta merta kecintaan kepada nyanyian dan musik menjadi penghalang
bagi kecintaan dirinya. Setiap kali ia ingin masuk ketengah kumpulan
orang-orang ahli agama dan shaleh, kendala ini mengembalikannya lagi pada
kebiasaannya semula.
Setiap pemuda harus menyadari bahwa dunia bukanlah tempat
yang abadi. Dunia hanyalah tempat sementara, bak (seperti..ed) tempat berlalu
para musafir. Memenuhi keinginan-keinginan palsu yang menjadikan kemurkaan
Tuhan hanyalah akan menjadikan pemuda harus membayar yang mahal; ia harus membayarnya
dengan merelakan dirinya diazab kelak pada hari kiamat.
Bersenang-senang dengan lagu dan musik tidak lebih dan tidak
kurang adalah perdayaan syetan, dan ia akan cepat binasa. (Perdayaan setan
disini maksudnya syetan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan yang buruk,
pent).
Dan ketika syetan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan
mereka. (Al-Anfal: 48)
Pemuda hendaknya bersungguh-sungguh, berusaha keras dan jujur
kepada Tuhannya. Insya Allah beberapa saat kemudian akan mendapati dirinya
membenci lagu dan musik yang dulu amat digandrunginya. Sebaliknya jika ia tetap
melanjutkan kebiasaan buruknya tersebut, hendaknya ia mencamkan benar-benar
bahwasanya perhitungan Allah sangatlah keras. (29 Sebab Tertutupnya Pintu
Hidayah, Shalih bin Muqbil Al-Ushaimi)
Pekanbaru, Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar