Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, April 02, 2015

Shalat Dapat Mempertajam Kemampuan Konsentrasi



Shalat adalah sarana untuk mempertajam kemampuan  konsentrasi seseorang. Kemampuan inilah yang akan memberi pengaruh terbesar pada keberuntungan dan kesuksesannya di dalam menjalani kehidupan ini.
Menurut  Abdul Karim Muhammad Nasr dalam bukunya Shalat Penuh Makna ( judul asli: Nazharat Fi Ma’anish Shalah), orang yang mengerjakan shalat akan selalu berusaha dengan segenap kemampuannya untuk berkonsentrasi pada makna-makna shalat dan bacaan Al-Qur’an sepanjang waktu yang dihabiskannya untuk mengerjakan shalat. Inilah yang disebut khusuk. Tidak diragukan lagi bahwa itu akan menumbuhkan kemampuan konsentrasi dan akan menjadi faktor terbesar dari penyelesaian masalah yang dihadapinya. Inilah yang dimaksud dengan firman-Nya:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusuk dalam shalatnya. (Al-Mu’minin 23: 1-2)

Kemampuan konsentrasi adalah kemampuan untuk memfokuskan pikiran pada suatu amal tunggal yang mesti diselesaikannya. Kebanyakan kita mempunyai kekurangan dalam kemampuan untuk fokus ini.
William James, seorang tokoh psikologi modern, menyatakan:”Perbedaan antara orang-orang yang jenius dengan orang-orang biasa bukanlah kepada sifat atau karakter dasar akalnya. Perbedaannya adalah kepada topik-topik dan tujuan-tujuan yang dipikirkannya dan kepada kadar konsentrasi yang berhasil dicapainya”.
William Moulton Marston, seorang pakar ilmu kejiwaan, menulis artikel di majalah Reader’s Digest:”Akal manusia merupakan alat yang berkemampuan dahsyat, jika mampu berkonsentrasi dengan baik”.
Mengenai metode untuk mendapatkan konsentrasi ini, William Moulton menyatakan:”Kemampuan ini dapat diraih dengan pelatihan. Pelatihan membutuhkan kesabaran. Perubahan pikiran yang bercabang-cabang menjadi pikiran yang fokus, jelas, dan penuh konsentrasi adalah buah upaya yang besar. Jika anda bisa mengembalikan akal anda satu kali, lima puluh kali dan seratus kali kepada topik yang ingin anda selesaikan, sesungguhnya pikiran-pikiran lain yang mendatangi anda mau tidak mau akan mengosongkan tempatnya untuk topik yang anda pilih dan anda perhatikan. Setelah itu anda dapat memposisikan diri anda untuk berkonsentrasi pada topik pilihan anda dengan seluruh keinginan anda”.
William Moulton juga menyatakan:”Perkara terbaik untuk mencegah terpecahnya pikiran adalah aktifnya akal dan tubuh dalam suatu amal secara bersamaan”.
Shalat yang diajarkan Islam mengharuskan aktifnya akal dan tubuh secara bersamaan. Seorang yang mengerjakan shalat melakukan gerakan rukuk dan sujud sementara ia melaksanakan amalan shalat. (Sumber: Shalat Penuh Makna, Abdul Karim Muhammad Nashr)
Pekanbaru, Maret 2015.

Tidak ada komentar: