Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, April 09, 2015

Makna Ujian Dari Allah



Manakah yang lebih ringan wahai saudara pembaca, disucikan di dunia atau disucikan di akhirat nanti dengan api neraka? Pertanyaan ini dikemukakan oleh Dr. Majdi Al-Hilali dalam bukunya “Mencintai & Dicintai Allah” ketika menjelaskan tentang “Diantara Manfaat Ujian”.
Dalam buku yang judul aslinya “Kaifa Nuhibbulloh wa Nasytaqu ilaihi” itu, Dr. Majdi Al-Hilali menjelaskan bahwa Allah menguji para hamba-Nya adalah sebagai peringatan bagi mereka dan agar mereka bersegera untuk kembali kepada-Nya sebelum terlambat. Allah berfirman:
...dan Kami timpakan kepada mereka adzab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). (Az-Zukhruf 43: 48)

Hal itu merupakan bukti kasih sayang Allah yang besar kepada orang-orang yang berbuat kemaksiatan. Dia berfirman:”
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu. Kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.(Al-An’am 6: 42)
Ujian Allah kepada para hamba-Nya juga merupakan sarana untuk membersihkan dosa-dosa mereka di dunia  sebelum datang masa yang tidak ada cara untuk menghapus dosa-dosa selain dengan neraka.
Manakah yang lebih ringan wahai saudara pembaca, disucikan di dunia atau disucikan di akhirat nanti dengan api neraka? Semoga Allah menjauhkan kita darinya.
Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
Tidaklah seorang muslim itu tertimpa rasa letih, rasa sakit, kegundahan dan kesedihan hingga duri yang menusuk tubuhnya kecuali dengannya Allah akan menghapus dosa-dosanya. (Muttafaq ‘alaih)
Beliau juga bersabda:
Senantiasa ujian itu akan ditimpakan kepada seorang mukmin atau mukminah pada diri, anak dan hartanya sehingga ia bertemu Allah dengan tanpa membawa dosa. ( HR.  Tirmidzi dari Abu Hurairah. Dishahihkan oleh Al-Albani)
Pekanbaru, Maret 2015.

Tidak ada komentar: