Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Kamis, April 16, 2015

Ujian Itu Untuk Menaikkan Derajat



Ada kelompok lain dari hamba Allah yang taat kepada Rabb mereka. Allah ingin memberikan hadiah kepada mereka dengan cara menaikkan derajatnya di surga. Namun amal yang mereka miliki tidak bisa menaikkan mereka kepada derajat ini. Maka ujian merupakan sarana dari Allah agar hati mereka bisa melakukan  ibadahnya seperti merasa hina dan hancur diharibaan Allah dan merasa membutuhkan terhadap Rabbnya. Dimana perasaan-perasaan tersebut tidak akan muncul dari hati hamba-Nya kecuali lewat ujian ini.
Tentang permasalahan ini, Al-Qadhi ‘Iyadh menegaskan dalam kitabnya Asy-Syifa’ bi Ta’rifi Huquqil Musthafa. Ia berkata dalam buku tersebut:” Jika ada yang bertanya: Lantas apa hikmah Allah menimpakan berbagai macam penyakit yang parah kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan nabi-nabi lainnya? Apa hikmah Allah menimpakan ujian dan musibah kepada mereka seperti ujian yang ditimpakan kepada Nabi Ayyub, Ya’kub, Daniel, Yahya, Zakaria, Yahya, Ibrahim, Yusuf dan lainnya--semoga salawat dan salam terlimpahkan kepada mereka semua--, padahal mereka adalah makhluk Allah yang terpilih, yang paling dicintai dan paling suci?

Ketahuilah—semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita—bahwa semua perbuatan Allah adalah adil. Semua kalimat-Nya adalah benar; tidak ada yang bisa mengganti kalimat-kalimat-Nya. Allah menguji para hamba-Nya sebagaimana firman Allah kepada mereka:”Supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat” (Yunus 10: 14). Ujian yang ditimpakan kepada mereka dengan berbagai macam cobaan adalah untuk meningkatkan kedudukan mereka dan meninggikan derajatnya. Dan merupakan sarana dari Allah untuk memunculkan sifat sabar, ridha, syukur, taslim (menyerah), tawakal, pasrah, berdoa dan mendekatkan diri pada-Nya. Juga menegaskan kepada mereka akan rahmat Allah Dzat yang memberikan ujian; kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang tertimpa musibah dan peringatan serta nasehat bagi yang lainnya agar ketika suatu saat tertimpa musibah bisa bersikap seperti mereka. Juga meneladani mereka dalam kesabaran. Ujian merupakan sarana untuk menghapus dosa yang telah mereka kerjakan atau sebagai peringatan terhadap kelalaian yang telah mereka lakukan. Dengan demikian, mereka akan bertemu Allah dalam keadaan suci serta mendapatkan pahala sempurna dan melimpah. (Sumber: Mencintai & Dicintai Allah, Dr. Majdi Al-Hilali)
Pekanbaru, Maret 2015.

Tidak ada komentar: