Syetan membuat mereka menganggap baik
menyembah perhala, memutuskan tali persaudaraan, mengubur anak perempuan
hidup-hidup dan menikahi ibu sendiri. Selanjutnya syetan menjanjikan mereka kemenangan
mendapatkan surga melalui kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Syetan
menampakkan syirik pada sebagai bentuk pengagungan. Sedangkan kufur terhadap
sifat-sifat Allah, ketinggian-Nya, Kalam-Nya dan kitab-Nya, dia tampakkan
sebagai bentuk pensucian pada-Nya. Lalu meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar,
ditampakkan sebagai wujut kecintaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia,
manifestasi dari akhlak yang baik dengan mereka, serta mengamalkan firman
Allah:” Jagalah dirimu...(Al-Maidah 105). Kemudian berpaling dari apa yang
dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditampakkan sebagai bentuk
taklid dan merasa cukup terhadap ucapan orang yang lebih mengerti diantara
mereka. Bersikap munafik dan plin-plan
dalam agama Allah, ditampakkan sebagai suatu kecerdikan dan akal yang dinamis
ditengah-yengah manusia.
Pernyataan diatas dikemukakan oleh
Ibnu Al-Qayyim yang dikutip oleh Syaikh Isham bin Muhammad Asy-Syarif dalam
bukunya “ Berbagai Penyimpangan dalam Rumah Kita ” ketika memberikan uraian
tentang tipu daya iblis. Syaikh Isham mengemukakan beberapa cara tipu daya
iblis dalam menjerat manusia. Salah satu diantara cara tipu daya tersebut
adalah dengan “Memperindah Kebatilan”.
Dalam masalah ini, Syaikh Isham
mengutip pendapat
Ibnu Al-Qayyim yang mengatakan:” Diantara tipu daya iblis, dia selalu berusaha
menyihir akal hingga berhasil menjeratnya, dan tidak ada yang bisa selamat dari
sihir iblis, kecuali orang yang kehendaki oleh Allah. Iblis berusaha membuat
seseorang memandang baik perbuatan yang
sebenarnya berbahaya baginya, sampai dia berfikir bahwa itu adalah perbuatan
yang sangat bermanfaat. Sebaliknya iblis berusaha membuatnya menjauhi perbuatan
yang sebenarnya sangat bermanfaat, sampai dia berfikir bahwa perbuatan tersebut
membahayakannya. Maka tidak ada Tuhan selain Allah. Berapa banyak orang yang
telah termakan fitnah sihir ini! Berapa kali saja hal ini menghalangi hati dari
Islam, iman dan ihsan! Berapa banyak kebatilan yang sudah sangat nyata dipandang
sebagai bentuk kebaikan! Sebaliknya berapa
banyak kebenaran yang sudah sangat jelas dipandang sebagai bentuk
perkara yang nista! Berapa banyak manusia yang telah terkena fitnah sihir ini.
Dan berapa banyak dia telah menghalangi dirinya dari hatinya, islam, iman dan
ihsan?
Berapa banyak kebatilan yang nyata, lalu dia tampakkan
dalam bentuk yang dianggap baik. Selanjutnya, berapa banyak kebenaran yang
telah dilecehkan, bahkan ditampakkan dalam suatu bentuk yang keji? Betapa
banyak hiasan palsu oleh para ahli kritik? Betapa laris penipuan oleh
orang-orang yang mengerti? Maka syetan itulah yang menyihir segenap akal
sehingga melontarkan pelakunya pada berbagai macam hawa nafsu dan berbagai
pendapat yang berbeda, lalu bersama mereka, syetan melalui setiap jalan
kesesatan. Selanjutnya melemparkan mereka pada kebinasaan di atas kebinasaan.
Kemudian syetan membuat mereka menganggap baik
menyembah perhala, memutuskan tali persaudaraan, mengubur anak perempuan
hidup-hidup dan menikahi ibu sendiri. Selanjutnya syetan menjanjikan mereka kemenangan
mendapatkan surga melalui kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan. Syetan
menampakkan syirik pada sebagai bentuk pengagungan. Sedangkan kufur terhadap
sifat-sifat Allah, ketinggian-Nya, Kalam-Nya dan kitab-Nya, dia tampakkan
sebagai bentuk pensucian pada-Nya. Lalu meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar,
ditampakkan sebagai wujut kecintaan dan kasih sayang terhadap sesama manusia,
manifestasi dari akhlak yang baik dengan mereka, serta mengamalkan firman
Allah:” Jagalah dirimu...(Al-Maidah 105). Kemudian berpaling dari apa yang
dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditampakkan sebagai bentuk
taklid dan merasa cukup terhadap ucapan orang yang lebih mengerti diantara
mereka. Bersikap munafik dan plin-plan
dalam agama Allah, ditampakkan sebagai suatu kecerdikan dan akal yang dinamis
ditengah-yengah manusia. (Ighatsah Al-Lahfan min Makayid Asy-Syaithan-1/10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar