Ketika secara rutin kita melaksanakan ibadah shalat, terutama shalat
wajib, sepatutnya kita memahami faedah
shalat tersebut. Dengan memahami faedah-faedah shalat, kita dapat mempertanyakan
kepada diri sendiri. Sudahkah faedah shalat itu kita peroleh? Jika ternyata
banyak faedah shalat yang belum kita dapatkan, tentu kita perlu meninjau kembali pelaksanaan ibadah
itu. Ada sesuatu yang sangat perlu dibenahi.
Diantara faedah shalat bagi ruh dan akhlak adalah shalat melatih sikap
amanah. Penjelasan mengenai hal ini dikemukakan oleh Abdul Karim Muhammad Nashr
dalam bukunya “Shalat Penuh Makna”. Judul asli buku ini adalah “Nazharat fi
Ma’anish Shalah”.
Dijelaskan oleh Abdul Karim Muhammad Nashr, bahwa didalam Al-Qur’an
Allah berfirman:
Sesungguhnya
kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, namun
semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya. Akhirnya dipikulkanlah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zhalim dan amat bodoh. {Al-Ahzab(33): 72}
Mengenai tafsir ayat ini, Al-Qurthubi
memberikan penjelasan sebagai berikut:
Amanah itu meliputi semua kewajiban
agama, menurut pendapat yang shahih diantara pendapat yang ada. Ini adalah pndapat
jumhur. Ada yang mengatakan, amanah itu adalah shalat. Ada yang mengatakan,
berbagai kewajiban. Ada pula yang mengatakan, amanah-amanah manusia.
Diriwayatkan bahwa setiap kali masuk
waktu shalat, air muka Ali Radhiallahu Anhu berubah. Mengenai hal itu, dia
pernah ditanya. Dia pun menjawab:”Waktu pemenuhan amanah yang ditawarkan oleh
Allah kepada langit, bumi dan gunung, yang semuanya enggan untuk memikulnya,
telah datang. Aku menyanggupinya dengan segala kelemahanku. Aku tidak tahu
apakah aku dapat menunaikannya ataukah tidak.”
Shalat adalah titipan Allah kepada
makhluknya. Menjaga amanah terbesar, yakni shalat ini, berimplikasi penjagaan
terhadap amanah-amanah yang kecil. Seseorang akan terlatih menunaikannya. Dalam
banyak hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah menganjurkan
penunaian amanah—dengan segala bentuknhya—kepada yang berhak. Hal ini meliputi
amanah Allah, seperti pelaksanaan ibadah, atau amanah orang-orang dan
memberikan hak-hak mereka, atau amanah tubuh (seperti mata, perut, kemaluan,
lisan dan seterusnya).
Ibnu Umar Radhiallahu Anhu mengatakan
bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Tidak
ada iman bagi yang tidak punya amanah dan tidak ada shalat bagi yang tidak
punya kesucian (belum bersuci). (HR. Thabrani)
Pekanbaru, Juni 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar