Jabir bin Abdillah r.a menyatakan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Batas
antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat.(HR. Imam Ahmad
dengan sanad hasan)
Buraidah r.a menuturkan bahwa ia
pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
Perjanjian
antara kita dan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka dia
telah kafir. (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I dan Tirmidzi. Menurut Tirmidzi,
hadits ini shahih. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah, Ibnu Hibban di dalam
shahihnya dan Hakim, yang menurutnya hadits ini shahih)
Mu’adz bin Jabal r.a mengatakan, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan 10 kalimat kepadaku. Beliau bersabda:
Janganlah
kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu, meskipun engkau dibunuh dan dibakar.
Janganlah kamu bermaksiat (dalam riwayat lain, janganlah kamu durhaka) kepada
kedua orang tuamu, walaupun keduanya memerintahkan mu untuk meninggalkan
keluargamu dan hartamu. Janganlah kamu meninggalkan shalat wajib secara sengaja,
sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, telah lepaslah
jaminan Allah darinya. Janganlah kamu minum arak, sesungguhnya arak adalah
pangkal segala perbuatan yang keji. Jauhilah segala kemaksiatan, sesungguhnya
kemaksiatan itu mengundang kemurkaan Allah. Janganlah kamu lari dari medan
peperangan, walaupun orang-orang tercerai berai, walaupun orang-orang
berguguran, teguhkanlah dirimu. Berinfaklah kepada keluargamu dari kekayaanmu.
Janganlah kamu mengangkat tongkat untuk mereka karena memberi pelajaran. Dan,
ajarilah mereka supaya takut kepada Allah. {Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani
didalam Al-Kabir. Isnad Ahmad adalah shahih seandainya selamat dari inqitha’
(terputusnya jalur periwayatan). Abdurrahman bin Jubair bin Nafir tidak
mendengar dari Mu’adz}
Abu Umamah r.a mengatakan bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Sungguh
simpul-simpul Islam akan terurai satu demi satu. Setiap kali satu simpul
terurai, orang-orang akan berpegang erat pada simpul berikutnya. Simpul pertama
yang akan terlepas adalah hukum dan yang terakhir adalah shalat. (HR. Ibnu
Hibban didalam Shahihnya)
Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan
bahwa pada suatu hari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut tentang
shalat. Beliau bersabda:
Barangsiapa
yang memeliharanya, niscaya dia memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada
hari kiamat. Barangsiapa yang tidak memeliharanya, dia tidak akan memiliki
cahaya, bukti dan keselamatan. Pada hari kiamat dia akan bersama Qarun, Fir’aun,
Haman dan Ubay bin Khalaf.(HR. Imam Ahmad dengan sanad yang baik. Thabrani
dalam AlKabir dan Al-Ausath; dan Ibnu Hibban didalam shahihnya)
Para ulama mengatakan:” Barangsiapa
yang disibukkan oleh hartanya sehingga melalaikan shalat, dia bersama Qarun. Barangsiapa
yang disibukkan oleh kekuasaannya sehingga melalaikan shalat, dia bersama
Fir’aun. Barangsiapa yang disibukkan oleh kepemimpinan dan kepegawaiannya
sehingga melalaikan shalat, dia bersama Haman. Barangsiapa disibukkan oleh
perdagangannya sehingga melalaikan shalat, dia bersama Ubay bin Khalaf.
Didalam hadits Isra Mi’raj disebutkan
riwayat dari Abu Hurairah r.a bahwa dia menceritakan:
Lalu Nabi mendapati suatu kaum yang
kepalanya dilempari batu besar sampau pecah. Setelah pecah, kepala mereka dikembalikan
seperti sedia kala, lalu dilempari batu besar lagi. Begitu seterusnya tak
pernah berhenti. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya:”Wahai Jibril,
siapakah mereka itu? Jibril menjawab:” Mereka adalah orang-orang kepala mereka
merasa berat untuk mengerjakan shalat wajib”. (HR. Al-Bazzar)
{Sumber: Shalat Penuh Makna (Nazharat
fi Ma’anish Shalah), Abdul Karim Muhammad Nashr}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar