Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Jumat, Maret 18, 2016

Janji Allah Kepada Mukmin Laki-Laki Dan Mukmin Perempuan



Allah menjanjikan kepada mukmin laki-laki dan mukmin perempuan surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai sedang mereka kekal didalamnya serta memperoleh tempat yang baik di surga “Adn”. Dan keridaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah 72)
Allah Ta’ala memberitahukan  aneka kebaikan dan kenikmatan abadi yang disediakan oleh Allah bagi kaum mukmin laki-laki dan perempuan di “surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai sedang mereka kekal didalamnya” yaitu menetap disana untuk selamanya “serta memperoleh tempat yang baik” yaitu bangunan yang bagus dan tempat tinggal yang nyaman. Dalam shahihain  terdapat sebuah hadits Abi Imran al-Jauni yang meriwayatkan dengan sanad yang sampai kepada Abu Musa al-Asy’ari, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam brsabda:”Ada dua surga, segala bejana dan apa-apa yang terdapat dalam keduanya terbuat dari mas. Ada dua surga perak, segala bejana dan apa-apa yang terdapat dalam keduanya terbuat dari perak. Jarak antara mereka dengan sasaran penglihatan kepada Tuhannya hanya berupa selendang kebesaran di wajah-Nya. Ini terdapat disurga “Adn”.
Dalam shahihain dikatakan:” Sesungguhnya penghuni surga dapat melihat kamar-kamar surga seperti kamu melihat bintang-bintang dilangit.”

Kemudian, ketahuilah bahwa kedudukan surga tertinggi ialah sebuah tempat yang disebut Wasilah. Ia dinamai demikian karena sangat dekat dengan ‘Arasy. Wasilah merupakan tempat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di surga. Dalam shahih Muslim diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash bahwasanya dia mendengar  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:” Apabila kamu mendengar muazin, maka ucapkanlah seperti yang diserukan oleh muazin. Kemudian membaca salawatlah kepadaku. Karena barangsiapa yang membaca salawat kepadaku  sekali, maka Allah akan memberinya sepuluh rahmat. Kemudian mintakan kepada Allah Wasilah untukku. Wasilah merupakan tempat disurga yang tidak pantas dihuni, kecuali oleh salah seorang diantara hamba Allah , dan aku berharap  bahwa seorang hamba itu adalah aku. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku, maka dia berhak mendapatkan safaatku pada hari kiamat”.
Dalam musnad Imam Ahmad diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a dia berkata:” Kami berkata, wahai Rasulullah ceritakanlah kepada kami mengenai surga, bagaimana bangunannya? Beliau menjawab:” Terbuat dari bata emas dan bata perak, di cat dengan kesturi, pasirnya berupa mutiara dan yakut, sedangkan tanahnya berupa za’faran. Barangsiapa yang memasukinya, maka dia boleh menikmatinya tanpa dilarang, kekal tidak mengenal mati, bajunya takkan lapuk dan kemudaannya takkan sirna”.
Firman Allah Ta’ala,” Dan keridaan Allah adalah lebih besar”, yaitu keridaan Allah terhadap mereka adalah lebih besar, lebih mulia dan lebih agung daripada aneka nikmat yang mereka rasakan itu. Hal ini senada dengan hadits yang diriwayatkan Imam Malik rahimahullah dari Abu Said al-Khudri r.a bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:” Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman kepada penghuni surga, Wahai ahli surga. Maka mereka menjawab, Ya Tuhanku kami memenuhi seruan-Mu dan berkat-Mu serta segala kebaikan berada di tangan-Mu. Allah berfirman, apakah kamu rela? Mereka berkata, Ya  Tuhan kami, tidak selayaknya kami untuk tidak rida padahal Engkau telah menganugerahkan kepada kami sesuatu yang tidak dianugerahkan kepada seorangpun diantara makhluk-Mu”. Maka Allah berfirman, ‘ Ketahuilah, maukah kamu Ku beri sesuatu yang lebih baik daripada  itu? Mereka menjawab, Ya Tuhanku, apakah sesuatu yang lebih baik  daripada nikmat  itu? Allah berfirman, Aku tetapkan kepadamu keridaan-Ku. Setelah ini, Aku tidak akan pernah murka kepadamu”. Hadits ini dikemukakan oleh Muslim dari hadits Malik.
(Sumber: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: