Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Sabtu, Oktober 21, 2017

Allah Adalah Sebaik-Baik Pembalas Tipu Daya



Dan ketika orang-orang kafir memikirkan muslihat agar mereka dapat memenjarakanmu, atau membunuhmu dan atau mengusirmu. Mereka melancarkan makar dan Allah mengagalkannya. Allah adalah sebaik-baik Pembalas tipu daya.( QS. Al-Anfaal 30)
Firman Allah Ta’ala :” Dan ketika orang-orang kafir memikirkan muslihat agar mereka dapat memenjarakanmu, atau membunuhmu dan atau mengusirmu”. Tatkala kaum Quraisy tidak berdaya dalam menghadapi dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam maka mereka berperkara, berkumpul di Darun Nadwah dan berseminar. Maka, diantara mereka ada yang menyarankan agar Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ditahan dengan cara dibelenggu, lalu mereka menanti peredaran masa hingga dia tewas. Iblis-sebagaimana dikisahkan- ikut bersama mereka dengan cara tampil sebagai sosok Syekh Nejed yang memberi nasehat. (Seolah-olah penduduk Nejed dikenal sebagai pemberi nasehat  dan pemilik pandangan yang bijak. Setan tampil dalam gaya mereka agar dia disangka sebagai orang Qurasy yang akan menasehati mereka dan mereka menjadi tenteram terhadap pendapatnya).

Setelah iblis mendengar saran dari seseorang untuk meembelenggu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, maka musuh Allah itu berteriak:” Yang demikian itu bukanlah pandangan”. Diantara mereka ada yang menyarankan agar dia diusir sehingga mereka tenang. Iblis pun menolak pandangan ini. Kemudian, bangkitlah Abu Jahal, semoga Allah melaknatnya, dan menyarankan agar setiap kabilah mengirimkan seorang pemuda yang gagah, terampil dan gesit. Kemudian, setiap pemuda diberi pedang yang tajam. Kemudian, mereka menebas Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai tebasan seseorang. Jika mereka telah membunuhnya, darahnya dibagikan kepada seluruh kabilah. Saya (Abu Jahal) kira penduduk Bani Hasyim tidak akan sanggup untuk memerangi seluruh Kabilah Qurasy. Jika mereka melihat keadaan demikian, maka mereka akan berpikiran logis  dan kita pun menjadi tenang dan terhindar dari gangguannya. Iblis berkata:” Demi Allah, inilah pendapat seorang pemuda . Pendapat lainnya bukanlah pendapat”. Maka, mereka pun bubar, lalu mengumpulkan pemuda untuk membunuh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Jibril menemui Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam  dan menyuruhnya agar tidak menginap dirumahnya pada malam itu. Pada saat itulah Allah mengizinkannya untuk pergi. Setelah beliau tiba di Madinah, Allah menurunkan Surah Al-Anfaal yang mengingatkan kepada Nabi akan nikmat-Nya yang telah dianugerahkan kepadanya dan ujian yang ada disisi-Nya:” Dan ketika orang-orang kafir memikirkan muslihat agar mereka dapat memenjarakanmu, atau membunuhmu dan atau mengusirmu. Mereka melancarkan makar dan Allah mengagalkannya. Allah adalah sebaik-baik Pembalas tipu daya . Peristiwa itu disebut peristiwa az-Zahmah, yaitu peristiwa penyatuan pandangan.
Diriwayatkan dari Abu Ishak:” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tetap tinggal hingga Jibril menemuinya. Jibril menyuruhnya agar tidak menginap pada tempat yang biasa digunakannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memanggil  Ali bin Abi Thalib  dan menyuruhnya agar tidur ditempat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Ali berselimutkan selimut Nabi yang hijau. Ali melakukannya. Kemudian, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berangkat dengan melintasi kaum pemuda yang berada di pintu rumahnya. Beliaupun pergi sambil membawa segenggam tanah. Beliau menaburkannya ke kepala mereka. Allah membuat mata kaum pemuda itu tidak dapat melihat. Beliau menaburkannya sambil membaca:” Yaasiin…Demi Al Qur’an yang penuh hikmah…maka Kami menutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat”.(Yaasiin:1-9)
Sehubungan dengan Firman Allah Ta’ala :” Dan ketika orang-orang kafir memikirkan muslihat kepadamu”, Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata :” Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pergi hingga tiba di gua. Kaum musyrikin tetap menjaga Ali yang mereka duga sebagai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika pagi tiba, mereka menyerbu orang yang tertidur. Tatkala mereka melihat Ali, Allah Ta’ala mengembalikan muslihat mereka. Mereka berkata:”Dimana temanmu? Ali menyatakan tidak tahu. Kemudian mereka menelusuri jejaknya. Ketika mereka sampai digunung, maka mereka berpencar, lalu naik kegunung. Mereka melintasi gua (namun Allah membutakan mereka). Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tinggal di gua selama tiga malam. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 2, Muhammad Nasib ar-Rifa’i)

Tidak ada komentar: