Al-Qur'an

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al-Israa' 36)

Sabtu, November 11, 2017

Al-Qur'an itu Obat



Abdul Karim Muhammad Nashr dalam sebuah bukunya Nazharat fi Ma’anish Shalah (Shalat Penuh Makna) menjelaskan bahwa, banyak ayat Al-Qur’an dan hadist Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menerangkan bahwa didalam Al-Qur’annul Karim ada obat bagi penyakit ruh dan jasmani. Al-Qur’anul Karim menyembuhkan hati dari penyakit kebodohan dan kesesatan, serta membersihkan karat-karat hawa nafsu, kotoran, kebakhilan dan kedengkian dari jiwa.
Bertabarruk dengan membaca Al-Qur’an dapat menyembuhkan berbagai penyakit jasmani. Hal itu ditunjukkan oleh beberapa hadist antara lain:
Abu Said Al-Khudri r.a mengisahkan: “Beberapa orang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Ketika sampai di satu perkampungan Arab, mereka meminta orang-orang dikampung itu untuk menjamu mereka sebagai tamu, namun mereka menolaknya. Kepala kampung itu disengat binatang berbisa. Warga kampung itu berusaha menyembuhkan kepala kampungnya dengan berbagai cara, namun tidak berefek samasekali. Ada diantara mereka yang berkata:”Bagaimana kalau kita panggil orang-orang yang mampir itu? Siapa tahu ada diantara mereka yang punya obat”. Maka merekapun menemui para sahabat dan berkata:” Bapak-bapak, kepala kampung kami tersengat binatang berbisa. Kami telah berusaha mengobatinya dengan berbagai cara, namun tidak ada hasilnya. Apakah ada diantara bapak-bapak ini yang membawa obat? Salah seorang sahabat menjawab:”Ya, demi Allah, aku bisa meruqyah (menjampi dengan ayat/bacaan doa). Tetapi, semula kami meminta kepada kalian untuk menjamu kami sebagai tamu dan kalian menolak kami. Karena itu, saya tidak akan meruqyah, kecuali jika kalian menyediakan hadiah jika ruqyah saya berhasil.”

Akhirnya mereka sepakat untuk memberi beberapa ekor kambing (jika ruqyah berhasil). Sahabat yang bisa meruqyah itupun berangkat, lalu membacakan surat Al-Fatihah. Dan, kepala kampung itu pun sehat kembali seakan-akan terlepas dari tambatan. Dia dapat berjalan seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya, segar bugar. Maka, orang-orang kampung itu memenuhi janji mereka. Salah seorang sahabat berkata:”Bagilah kambing-kambing itu.” Sahabat yang meruqyah berkata:”Jangan! Kita temui dulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu kita ceritakan apa yang terjadi, sementara kita menunggu apa keputusan beliau untuk kita.” Maka, mereka menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Beliau bersabda:” Tahukah kalian bahwa surat Al-Fatihah itu adalah ruqyah? Kalian benar. Bagikanlah dan beri aku bagian. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah)
(Sumber: Shalat Penuh Makna – Nazharat fi Ma’anish Shalah-, Abdul Karim Muhammad Nashr)

Tidak ada komentar: