Abdul Karim Muhammad Nashr dalam sebuah bukunya
Nazharat fi Ma’anish Shalah (Shalat Penuh Makna) menjelaskan bahwa, banyak ayat
Al-Qur’an dan hadist Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang
menerangkan bahwa didalam Al-Qur’annul Karim ada obat bagi penyakit ruh dan
jasmani. Al-Qur’anul Karim menyembuhkan hati dari penyakit kebodohan dan
kesesatan, serta membersihkan karat-karat hawa nafsu, kotoran, kebakhilan dan
kedengkian dari jiwa.
Bertabarruk dengan membaca Al-Qur’an dapat menyembuhkan
berbagai penyakit jasmani. Hal itu ditunjukkan oleh beberapa hadist antara
lain:
Abu Said Al-Khudri r.a mengisahkan: “Beberapa orang
sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat dalam suatu
perjalanan yang mereka tempuh. Ketika sampai di satu perkampungan Arab, mereka
meminta orang-orang dikampung itu untuk menjamu mereka sebagai tamu, namun
mereka menolaknya. Kepala kampung itu disengat binatang berbisa. Warga kampung
itu berusaha menyembuhkan kepala kampungnya dengan berbagai cara, namun tidak
berefek samasekali. Ada diantara mereka yang berkata:”Bagaimana kalau kita
panggil orang-orang yang mampir itu? Siapa tahu ada diantara mereka yang punya
obat”. Maka merekapun menemui para sahabat dan berkata:” Bapak-bapak, kepala
kampung kami tersengat binatang berbisa. Kami telah berusaha mengobatinya
dengan berbagai cara, namun tidak ada hasilnya. Apakah ada diantara bapak-bapak
ini yang membawa obat? Salah seorang sahabat menjawab:”Ya, demi Allah, aku bisa
meruqyah (menjampi dengan ayat/bacaan doa). Tetapi, semula kami meminta kepada
kalian untuk menjamu kami sebagai tamu dan kalian menolak kami. Karena itu,
saya tidak akan meruqyah, kecuali jika kalian menyediakan hadiah jika ruqyah
saya berhasil.”
Akhirnya mereka sepakat untuk memberi beberapa ekor
kambing (jika ruqyah berhasil). Sahabat yang bisa meruqyah itupun berangkat,
lalu membacakan surat Al-Fatihah. Dan, kepala kampung itu pun sehat kembali
seakan-akan terlepas dari tambatan. Dia dapat berjalan seakan-akan tidak
terjadi apa-apa sebelumnya, segar bugar. Maka, orang-orang kampung itu memenuhi
janji mereka. Salah seorang sahabat berkata:”Bagilah kambing-kambing itu.”
Sahabat yang meruqyah berkata:”Jangan! Kita temui dulu Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam, lalu kita ceritakan apa yang terjadi, sementara kita menunggu
apa keputusan beliau untuk kita.” Maka, mereka menghadap Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Beliau bersabda:”
Tahukah kalian bahwa surat Al-Fatihah itu adalah ruqyah? Kalian benar.
Bagikanlah dan beri aku bagian. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi,
Nasa’I dan Ibnu Majah)
(Sumber: Shalat Penuh Makna – Nazharat fi
Ma’anish Shalah-, Abdul Karim Muhammad Nashr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar